Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) menyatakan bahwa penjualan sepeda motor sampai akhir tahun ini turun sekitar enam persen menjadi hanya 5,7 juta hingga 5,8 juta unit.

Menurut Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata di Jakarta Minggu, total penjualan tahun lalu mencapai 6 juta unit, sementara sampai November kemarin hanya 5,3 juta unit.

Angka penurunan itu, menurutnya, diluar perkiraan produsen yang memprediksi bakal turun diatas 10 persen.

Penurunan yang lebih kecil dari perkiraan itu merupakan dampak dari membaiknya perekonomian Indonesia yang tumbuh 4,2 persen tahun ini yang juga diikuti dengan membaiknya likuiditas bank dan turunnya suku bunga.

"Faktor itu (likuiditas perbankan dan penurunan suku bunga) merupakan hal penting, karena 85 persen pembelian sepeda motor melalui kredit," ujarnya.

Dengan pasar tahun ini yang masih relatif menjanjikan, Gunadi yakin pada tahun depan target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen bisa dicapai dan penjualan sepeda motor bisa tumbuh 10 sampai 12 persen ke angka 6,3 juta sampai 6,5 juta unit.

"Dengan angka permintaan sepeda motor sebesar itu, Indonesia merupakan basis produksi yang besar dan daya saing produknya tinggi," ujar Gunadi.

Meski daya saing motor yang diproduksi Indonesia tinggi, namun ekspor dipastikan tidak akan meningkat karena para pemegang merk khususnya asal Jepang sudah membangun pabrik di beberapa negara ASEAN seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

"Setiap tahun ekspor sepeda motor Indonesia secara utuh (CBU) tidak lebih dari 20 ribu unit," katanya.

Gunadi mengatakan selama infrastruktur di Indonesia belum membaik dan pendapatan per kapita nasional masih pada kisaran 1600 dolar AS per tahun, maka sepeda motor akan menjadi primadona dalam transportasi di dalam negeri.

Permintaan sepeda motor di Indonesia, kata dia, biasanya tumbuh pada kisaran dua kali dari angka pertumbuhan ekonomi. Jadi bila ekonomi 2010 tumbuh 5,5 persen, maka pertumbuhan pasar sepeda motor setidaknya 10 persen.
(*)