Sumatera Selatan andalkan kolaborasi multipihak cegah karhutla
8 Agustus 2020 18:04 WIB
Tim Reaksi Cepat APP Sinar Mas saat simulasi pemadaman di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, Selasa (30/7/2019). ANTARA FOTO/Igun
Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan mengandalkan kolaborasi multi pihak untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2020 yang ancamannya semakin kuat karena pada Agustus ini memasuki puncak musim kemarau.
Kepala Sub Direktorat Perencanaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Israr Albar, di Palembang, Sabtu, mengatakan saat ini pemerintah, pemegang izin atau korporasi, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM bekerja sama untuk mengedepankan upaya pencegahan dibandingan penindakan.
“Ada tiga kebijakan nasional dalam karhutbunla, yaitu pencegahan, penanggulangan serta penanggulangan pasca kebakaran,” kata dia.
Baca juga: Menguatkan masyarakat untuk mengatasi karhutla
KLHK juga mempunyai program pencegahan dan penanggulangan kebakarna hutan, kebun dan lahan, yaitu program Kampung Iklim dan aplikasi Si Pakar Hutan.
Sementara itu, Komisaris Daerah Sumsel Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Iwan Setiawan, mengatakan, meski tahun ini memgalami musim kemarau basah tapi tak membuat perusahaan perkebunan lengah atas ancaman kahutbunla.
“Kami berperan aktif dan tergabung dengan Satgas Darurat Bencana Asap Sumatera Selatan, secara terbuka berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, mulai pencegahan, mitigasi dan lainnya,” kata dia.
Salah satu langkah nyata, seperti dilakukan perusahaan mitra APP Sinar Mas di Kabupaten OKI dan Muba yang menerapkan sistem manajemen kebakaran terpadu.
Baca juga: Cegah karhutla di Sumsel, KPH dijadikan andalan
Di dalam sistem ini dilakukan program Desa Makmur Peduli Api, Masyarakat Peduli Api, pos bersama, patroli gabungan, membuat kanal blocking, menentukan peta rawan kebakaran dan identifikasi area prioritas.
Selain itu, juga diterapkan inovasi dengan menggunakan teknologi berbasis internet untuk memastikan kesiapan semua peralatan pemadam kebakaran.
“Tak kalah penting, perusahaan juga melakukan pelatihan secara reguler untuk melatih kesiapan mental dan fisik bagi Regu Pemadam Kebakaran,” kata dia.
Baca juga: KLHK dorong peran kementerian lain dalam penegakan hukum karhutla
Tak hanya itu, perusahaan juga memiliki sistem deteksi dini dan reaksi cepat, di antaranya menara api, pos pantau dan patrol dilakukan, menggunakan alat-alat canggih seperti drone, CCTV, kamera termal, untuk verifikasi secepat mungkin kondisi seperti apa.
Saat ini perusahaan tersebut menepatkan sarana dan prasarana di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin berupa 99 menara pengawasan, 192 pos pemantauan, 42 Tim Reaksi Cepat, 810 anggota Regu Pemadam Kebakaran, 538 masyarakat peduli api, 601 unit pompa air, 29 unit drone, empat unit helikopter pemadam kebakaran.
Kemudian, 788 unit telecommunication radio, empat unit airboat, 161 perahu cepat, 63 mobil patrol, 26 unit ruang kendali, 162 unit sepeda motor, 35 truk dan 19 kamera termal, dan kamera pemantau.
Kepala Sub Direktorat Perencanaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Israr Albar, di Palembang, Sabtu, mengatakan saat ini pemerintah, pemegang izin atau korporasi, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM bekerja sama untuk mengedepankan upaya pencegahan dibandingan penindakan.
“Ada tiga kebijakan nasional dalam karhutbunla, yaitu pencegahan, penanggulangan serta penanggulangan pasca kebakaran,” kata dia.
Baca juga: Menguatkan masyarakat untuk mengatasi karhutla
KLHK juga mempunyai program pencegahan dan penanggulangan kebakarna hutan, kebun dan lahan, yaitu program Kampung Iklim dan aplikasi Si Pakar Hutan.
Sementara itu, Komisaris Daerah Sumsel Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Iwan Setiawan, mengatakan, meski tahun ini memgalami musim kemarau basah tapi tak membuat perusahaan perkebunan lengah atas ancaman kahutbunla.
“Kami berperan aktif dan tergabung dengan Satgas Darurat Bencana Asap Sumatera Selatan, secara terbuka berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, mulai pencegahan, mitigasi dan lainnya,” kata dia.
Salah satu langkah nyata, seperti dilakukan perusahaan mitra APP Sinar Mas di Kabupaten OKI dan Muba yang menerapkan sistem manajemen kebakaran terpadu.
Baca juga: Cegah karhutla di Sumsel, KPH dijadikan andalan
Di dalam sistem ini dilakukan program Desa Makmur Peduli Api, Masyarakat Peduli Api, pos bersama, patroli gabungan, membuat kanal blocking, menentukan peta rawan kebakaran dan identifikasi area prioritas.
Selain itu, juga diterapkan inovasi dengan menggunakan teknologi berbasis internet untuk memastikan kesiapan semua peralatan pemadam kebakaran.
“Tak kalah penting, perusahaan juga melakukan pelatihan secara reguler untuk melatih kesiapan mental dan fisik bagi Regu Pemadam Kebakaran,” kata dia.
Baca juga: KLHK dorong peran kementerian lain dalam penegakan hukum karhutla
Tak hanya itu, perusahaan juga memiliki sistem deteksi dini dan reaksi cepat, di antaranya menara api, pos pantau dan patrol dilakukan, menggunakan alat-alat canggih seperti drone, CCTV, kamera termal, untuk verifikasi secepat mungkin kondisi seperti apa.
Saat ini perusahaan tersebut menepatkan sarana dan prasarana di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin berupa 99 menara pengawasan, 192 pos pemantauan, 42 Tim Reaksi Cepat, 810 anggota Regu Pemadam Kebakaran, 538 masyarakat peduli api, 601 unit pompa air, 29 unit drone, empat unit helikopter pemadam kebakaran.
Kemudian, 788 unit telecommunication radio, empat unit airboat, 161 perahu cepat, 63 mobil patrol, 26 unit ruang kendali, 162 unit sepeda motor, 35 truk dan 19 kamera termal, dan kamera pemantau.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020
Tags: