Selamat Jalan Rekan Lukman, wartawan Republika
11 Desember 2009 20:03 WIB
Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Andi Mallaranggeng (kiri) bersama Ketua KONI Rita Subowo (2kanan) melihat jenazah wartawan Harian Republika Lukmanul Hakim di rumah sakit Mittaphap, Laos, Jumat (11/12). (FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo)
Vientiane (ANTARA News) - Seluruh kontingen Indonesia yang sedang berlaga di SEA Games Laos mendapat berita duka cita ketika wartawan Republika Lukmanul Hakim, meninggalkan dunia akibat serangan jantung saat ketika sedang menjalankan tugas di Vientiane, Jumat sore.
Pria kelahiran Semarang 2 September 1969 tersebut, yang sehari-hari aktif meliput kegiatan olah raga, terutama bola basket, ditemukan tidak sadarkan diri dalam posisi bersujud ketika sedang menulis berita di sebuah warung internet, tidak jauh dari tempat penginapan di dekat Komplek Olahraga Universitas Nasional.
"Saya kira dia sedang yoga dan seperti sedang bersujud sehingga saya tidak terlalu perhatikan. Tapi saya heran kenapa dia sujud terlalu lama. Karena curiga, saya bangunkan dan saya tepuk-tepuk pundaknya dan dia tidak bangun," kata Mundaru, wartawan senior asal harian Suara Merdeka.
Mundaru pun kemudian panik dan memanggil rekan-rekan wartawan yang sedang berada di luar warnet tersebut. Dengan bantuan polisi setempat, almarhum dilarikan ke Rumah Sakit Mittaphap yang berjarak sekitar lima kilometer dari warnet tersebut. Tapi dokter yang menangani mengatakan bahwa almarhum yang dikenal suka bercanda dengan tawa yang keras itu, sudah tidak bernyawa lagi. "Innalillahi Wainnailaihi Rajiun".............
Berita kepergian almarhum segera menyebar ke seluruh anggota kontingen dan dalam waktu singkat, para petinggi kontingen Indonesia yang berada di Vientiane pun berdatangan ke Rumah Sakit Mittaphap, termasuk Menpora Andi Malarangeng, Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan Ketua Kontingen Alex Noerdin.
Atas nama pemerintah, Andi Malarangeng menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum yang juga ikut berjuang dalam medan laga di SEA Games. Andi pun pun kemudian secara khusus menelpon istri almarhum untuk menyampaikan belangsungkawa.
"Saya atas nama pemerintah ikut menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum. Saya berharap semangat dan kerja keras yang telah ditunjukkan almarhum bisa menjadi teladan bagi kita semua," kata Andi.
Menurut Eko Julianto, rekan satu kamar almarhum dari Harian Surabaya Pos sebelum berangkat ke Laos, almarhum memang sudah terlihat kelelahan setelah sebelumnya meliput kegiatan balap sepeda Tur d`Indonesia.
"Hanya beberapa menit sebelum meninggal, istri almarhum menyampaikan SMS agar dia tidak lupa minum obat gula darah yang dibawa dari Jakarta," kata Eko.
Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai sebagai pribadi yang suka bercanda dan suka tertawa terbahak-bahak dengan suara yang cukup keras. Sebagai wartawan olah raga, almarhum dikenal pekerja keras dan sering meliput kegiatan bola basket.
"Selamat jalan rekan Lukman".(*)
Pria kelahiran Semarang 2 September 1969 tersebut, yang sehari-hari aktif meliput kegiatan olah raga, terutama bola basket, ditemukan tidak sadarkan diri dalam posisi bersujud ketika sedang menulis berita di sebuah warung internet, tidak jauh dari tempat penginapan di dekat Komplek Olahraga Universitas Nasional.
"Saya kira dia sedang yoga dan seperti sedang bersujud sehingga saya tidak terlalu perhatikan. Tapi saya heran kenapa dia sujud terlalu lama. Karena curiga, saya bangunkan dan saya tepuk-tepuk pundaknya dan dia tidak bangun," kata Mundaru, wartawan senior asal harian Suara Merdeka.
Mundaru pun kemudian panik dan memanggil rekan-rekan wartawan yang sedang berada di luar warnet tersebut. Dengan bantuan polisi setempat, almarhum dilarikan ke Rumah Sakit Mittaphap yang berjarak sekitar lima kilometer dari warnet tersebut. Tapi dokter yang menangani mengatakan bahwa almarhum yang dikenal suka bercanda dengan tawa yang keras itu, sudah tidak bernyawa lagi. "Innalillahi Wainnailaihi Rajiun".............
Berita kepergian almarhum segera menyebar ke seluruh anggota kontingen dan dalam waktu singkat, para petinggi kontingen Indonesia yang berada di Vientiane pun berdatangan ke Rumah Sakit Mittaphap, termasuk Menpora Andi Malarangeng, Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan Ketua Kontingen Alex Noerdin.
Atas nama pemerintah, Andi Malarangeng menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum yang juga ikut berjuang dalam medan laga di SEA Games. Andi pun pun kemudian secara khusus menelpon istri almarhum untuk menyampaikan belangsungkawa.
"Saya atas nama pemerintah ikut menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum. Saya berharap semangat dan kerja keras yang telah ditunjukkan almarhum bisa menjadi teladan bagi kita semua," kata Andi.
Menurut Eko Julianto, rekan satu kamar almarhum dari Harian Surabaya Pos sebelum berangkat ke Laos, almarhum memang sudah terlihat kelelahan setelah sebelumnya meliput kegiatan balap sepeda Tur d`Indonesia.
"Hanya beberapa menit sebelum meninggal, istri almarhum menyampaikan SMS agar dia tidak lupa minum obat gula darah yang dibawa dari Jakarta," kata Eko.
Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai sebagai pribadi yang suka bercanda dan suka tertawa terbahak-bahak dengan suara yang cukup keras. Sebagai wartawan olah raga, almarhum dikenal pekerja keras dan sering meliput kegiatan bola basket.
"Selamat jalan rekan Lukman".(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: