Nadiem Makarim paparkan sejumlah kendala selama PJJ
7 Agustus 2020 18:10 WIB
Tangkapan layar - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim (kiri atas). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Kemendikbud RI/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memaparkan sejumlah kendala yang dihadapi oleh sekolah, orang tua hingga peserta didik selama penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Situasi di masa PJJ ini sangat sulit, begitu banyak tantangan yang dihadapi," kata Nadiem saat diskusi daring dengan tema "Penyesuaian KebijakanPpembelajaran di Masa Pandemi COVID-19" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pakar: Ketersediaan internet jadi kendala pembelajaran jarak jauh
Baca juga: Internet gratis diupayakan Kemendes bantu PJJ daring siswa di desa
Ia mengatakan banyak guru kesulitan dalam mengelola PJJ serta terbebani untuk menuntaskan kurikulum. Waktu pembelajaran berkurang sehingga guru-guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar. Selain itu, guru-guru juga kesulitan berkomunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah ketika anak menerapkan PJJ.
Kemudian, lanjut dia, kendala orang tua sebagai guru pertama bagi anak di rumah juga tidak mudah dalam mendampingi belajar, karena mereka juga memiliki sejumlah pekerjaan lainnya yang mesti dikerjakan. "Ada pula yang harus beradaptasi terhadap anak-anaknya melakukan pembelajaran di rumah," katanya.
Tidak hanya itu, kata Nadiem, ada juga orang tua yang kesulitan memotivasi anak-anaknya untuk belajar, ditambah lagi kesulitan dalam hal memahami materi pelajaran atau kurikulum.
Baca juga: Pantau PJJ, Nadiem ingin siswa kembali ke sekolah seaman mungkin
Sementara, kendala yang dihadapi siswa ialah banyak yang mengaku kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan dari guru.
Belum lagi peningkatan stres dan jenuh akibat isolasi yang berkelanjutan serta berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi pada anak.
Selama ini, kata Nadiem, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah melakukan sejumlah upaya, di antaranya program guru berbagi, bimbingan teknis daring, webinar hingga penyediaan kuota internet gratis bagi siswa.
Selain itu, lanjutnya, relaksasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang bisa digunakan untuk kuota siswa, peralatan pembelajaran dan untuk peralatan persiapan pembelajaran tatap muka.
Bagi daerah yang kesulitan dengan akses internet, Kemdikbud meluncurkan program belajar dari rumah yang disiarkan oleh TVRI dan RRI, mengoptimalkan Rumah Belajar sebagai salah satu platform daring, serta kerja sama dengan mitra lainnya.
Baca juga: Menteri Nadiem sebut kuota internet jadi masalah utama PJJ
"Situasi di masa PJJ ini sangat sulit, begitu banyak tantangan yang dihadapi," kata Nadiem saat diskusi daring dengan tema "Penyesuaian KebijakanPpembelajaran di Masa Pandemi COVID-19" yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Pakar: Ketersediaan internet jadi kendala pembelajaran jarak jauh
Baca juga: Internet gratis diupayakan Kemendes bantu PJJ daring siswa di desa
Ia mengatakan banyak guru kesulitan dalam mengelola PJJ serta terbebani untuk menuntaskan kurikulum. Waktu pembelajaran berkurang sehingga guru-guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar. Selain itu, guru-guru juga kesulitan berkomunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah ketika anak menerapkan PJJ.
Kemudian, lanjut dia, kendala orang tua sebagai guru pertama bagi anak di rumah juga tidak mudah dalam mendampingi belajar, karena mereka juga memiliki sejumlah pekerjaan lainnya yang mesti dikerjakan. "Ada pula yang harus beradaptasi terhadap anak-anaknya melakukan pembelajaran di rumah," katanya.
Tidak hanya itu, kata Nadiem, ada juga orang tua yang kesulitan memotivasi anak-anaknya untuk belajar, ditambah lagi kesulitan dalam hal memahami materi pelajaran atau kurikulum.
Baca juga: Pantau PJJ, Nadiem ingin siswa kembali ke sekolah seaman mungkin
Sementara, kendala yang dihadapi siswa ialah banyak yang mengaku kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan dari guru.
Belum lagi peningkatan stres dan jenuh akibat isolasi yang berkelanjutan serta berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi pada anak.
Selama ini, kata Nadiem, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah melakukan sejumlah upaya, di antaranya program guru berbagi, bimbingan teknis daring, webinar hingga penyediaan kuota internet gratis bagi siswa.
Selain itu, lanjutnya, relaksasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang bisa digunakan untuk kuota siswa, peralatan pembelajaran dan untuk peralatan persiapan pembelajaran tatap muka.
Bagi daerah yang kesulitan dengan akses internet, Kemdikbud meluncurkan program belajar dari rumah yang disiarkan oleh TVRI dan RRI, mengoptimalkan Rumah Belajar sebagai salah satu platform daring, serta kerja sama dengan mitra lainnya.
Baca juga: Menteri Nadiem sebut kuota internet jadi masalah utama PJJ
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: