Putri Koster minta orang tua tanamkan nasionalisme sejak dini
7 Agustus 2020 16:55 WIB
Ketua TP PKK Bali Putri Koster dan Komandan Kodim 1611/Badung Kolonel Inf I Made Alit Yudana dalam acara Dialog Perempuan Bali Bicara bertajuk "Membangun Karakter dan Kepribadian Anak Dalam Mempertahankan NKRI" (Antaranews Bali/Dok Pemprov Bali/2020)
Denpasar (ANTARA) - Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak para orang tua untuk menanamkan semangat nasionalisme sejak dini pada putra-putri mereka sehingga terbentuk karakter anak yang punya dedikasi pada Tanah Air.
"Upaya membentuk karakter anak yang punya loyalitas dan kecintaan terhadap Tanah Air mutlak dilakukan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga. Para orang tua bisa menanamkan semangat kebangsaan melalui hal-hal sederhana, seperti mengenalkan lagu-lagu kebangsaan," kata Putri Koster dalam acara Dialog Perempuan Bali Bicara bertajuk "Membangun Karakter dan Kepribadian Anak Dalam Mempertahankan NKRI", di Denpasar, Jumat.
Masih terkait dengan semangat kebangsaan, khususnya menjelang HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Putri Koster menyampaikan keprihatinan karena belakangan banyak remaja yang lupa dengan sila-sila dalam Pancasila. Ia mengaku miris manakala menyaksikan sebuah video viral seorang remaja yang tidak hafal ketika ditanya sila dalam Pancasila.
Baca juga: Putri Koster: Usia dini masa keemasan untuk tanamkan nasionalisme
"Ditanya sila pertama, dia jawab satu untuk semua. Itu hal yang sangat mendasar, mesti dihafalkan, dipahami, dan dihayati. Hal-hal yang mendasar seperti itu harus menjadi perhatian. Kita bisa mulai dari lingkungan keluarga," ucapnya.
Para orang tua diminta jangan bosan mengedukasi putra-putri mereka tentang pentingnya semangat nasionalisme dalam konteks menjaga keutuhan NKRI. "Mereka adalah generasi yang akan meneruskan tongkat estafet, jadi harus punya jati diri yang kokoh," ujarnya.
Putri Koster juga menyinggung pembentukan karakter secara lebih luas yang harus dimulai sejak anak berada dalam kandungan. "Upaya untuk membentuk karakter yang baik harus dimulai sejak dalam kandungan, perdengarkan hal yang baik-baik. Lanjut setelah lahir, pada masa usia emas tanamkan hal-hal terbaik agar mereka jadi anak yang 'suputra' (berbudi luhur). Pola asuh itu terus dijaga, menyesuaikan dengan umur anak," ujarnya.
Baca juga: Putri Koster: Orang tua benteng pertahanan keluarga di era milenial
Menurut ibu dua orang putri ini, mendidik anak memang bukan hal yang sederhana. Namun, kata dia, itu bukan hal yang rumit dan tak harus dibuat ruwet.
"Intinya jangan terlalu banyak teori, mulai saja dari kebiasaan-kebiasaan kecil seperti berbagi tugas di rumah. Itu akan memupuk rasa disiplin pada diri seorang anak," katanya sembari mengingatkan agar orang tua menjadi contoh, bukan memberi contoh.
Selain menanamkan kebiasaan baik di lingkungan keluarga, orang tua diingatkan pula untuk tetap memberi kasih sayang dan kehangatan bagi putra-putri mereka.
"Jangan dipikir kalau anak-anak kita sudah cukup hanya dengan diberi materi. Mereka butuh sentuhan kasih sayang orang tua. Ibarat tanah, kita tak ingin anak kita seperti tanah kering, tetapi menjadi tanah yang subur dengan siraman kasih sayang," ucapnya.
Sependapat dengan Putri Koster, Komandan Kodim 1611/Badung Kolonel Inf I Made Alit Yudana yang juga menjadi pembicara pada dialog itu juga menekankan pentingnya sosok orang tua sebagai panutan.
Baca juga: Putri Koster: intensifkan interaksi keluarga dengan bertatap muka
"Seorang anak biasanya mengamati dulu, baru kemudian bertanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk menjadi contoh," kata Alit Yudana.
Terkait dengan upaya menanamkan semangat kebangsaan pada anak-anak, pihaknya mengambil peran melalui program bela negara.
"Upaya membentuk karakter anak yang punya loyalitas dan kecintaan terhadap Tanah Air mutlak dilakukan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga. Para orang tua bisa menanamkan semangat kebangsaan melalui hal-hal sederhana, seperti mengenalkan lagu-lagu kebangsaan," kata Putri Koster dalam acara Dialog Perempuan Bali Bicara bertajuk "Membangun Karakter dan Kepribadian Anak Dalam Mempertahankan NKRI", di Denpasar, Jumat.
Masih terkait dengan semangat kebangsaan, khususnya menjelang HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Putri Koster menyampaikan keprihatinan karena belakangan banyak remaja yang lupa dengan sila-sila dalam Pancasila. Ia mengaku miris manakala menyaksikan sebuah video viral seorang remaja yang tidak hafal ketika ditanya sila dalam Pancasila.
Baca juga: Putri Koster: Usia dini masa keemasan untuk tanamkan nasionalisme
"Ditanya sila pertama, dia jawab satu untuk semua. Itu hal yang sangat mendasar, mesti dihafalkan, dipahami, dan dihayati. Hal-hal yang mendasar seperti itu harus menjadi perhatian. Kita bisa mulai dari lingkungan keluarga," ucapnya.
Para orang tua diminta jangan bosan mengedukasi putra-putri mereka tentang pentingnya semangat nasionalisme dalam konteks menjaga keutuhan NKRI. "Mereka adalah generasi yang akan meneruskan tongkat estafet, jadi harus punya jati diri yang kokoh," ujarnya.
Putri Koster juga menyinggung pembentukan karakter secara lebih luas yang harus dimulai sejak anak berada dalam kandungan. "Upaya untuk membentuk karakter yang baik harus dimulai sejak dalam kandungan, perdengarkan hal yang baik-baik. Lanjut setelah lahir, pada masa usia emas tanamkan hal-hal terbaik agar mereka jadi anak yang 'suputra' (berbudi luhur). Pola asuh itu terus dijaga, menyesuaikan dengan umur anak," ujarnya.
Baca juga: Putri Koster: Orang tua benteng pertahanan keluarga di era milenial
Menurut ibu dua orang putri ini, mendidik anak memang bukan hal yang sederhana. Namun, kata dia, itu bukan hal yang rumit dan tak harus dibuat ruwet.
"Intinya jangan terlalu banyak teori, mulai saja dari kebiasaan-kebiasaan kecil seperti berbagi tugas di rumah. Itu akan memupuk rasa disiplin pada diri seorang anak," katanya sembari mengingatkan agar orang tua menjadi contoh, bukan memberi contoh.
Selain menanamkan kebiasaan baik di lingkungan keluarga, orang tua diingatkan pula untuk tetap memberi kasih sayang dan kehangatan bagi putra-putri mereka.
"Jangan dipikir kalau anak-anak kita sudah cukup hanya dengan diberi materi. Mereka butuh sentuhan kasih sayang orang tua. Ibarat tanah, kita tak ingin anak kita seperti tanah kering, tetapi menjadi tanah yang subur dengan siraman kasih sayang," ucapnya.
Sependapat dengan Putri Koster, Komandan Kodim 1611/Badung Kolonel Inf I Made Alit Yudana yang juga menjadi pembicara pada dialog itu juga menekankan pentingnya sosok orang tua sebagai panutan.
Baca juga: Putri Koster: intensifkan interaksi keluarga dengan bertatap muka
"Seorang anak biasanya mengamati dulu, baru kemudian bertanya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk menjadi contoh," kata Alit Yudana.
Terkait dengan upaya menanamkan semangat kebangsaan pada anak-anak, pihaknya mengambil peran melalui program bela negara.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: