Beirut, (ANTARA News) - Pemerintah Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri mendapatkan kepercayaan dari parlemen Kamis, yang akan memuluskan jalan bagi rencana kunjungannya ke Suriah untuk melakukan pembicaraan dengan presiden Suriah.

Pemerintah baru Lebanon, yang mendukung hak Hizbullah untuk tetap menyandang senjata, memenangkan dukungan 122 dari 128 kursi majelis, seorang anggota perwakilan menentang, seorang lainnya abstain, sedangkan empat lainnya tak hadir dalam pengambilan keputusan, kata Ketua Parlemen Nabih Berri, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Parlemen mendukung pemerintah Hariri setelah debat tiga hari mengenai masalah senjata Hizbullah, yang menjadi topik hangat.

Hariri, 39 tahun yang juga pengusaha Muslim Sunni, telah mendapat dukungan kuat dari pesaing terkuatnya Syiah, yang adalah sekutu dekat Suriah tetangganya, untuk menjamin kelancaran pemerintahannya.

Belum ditetapkan kapan Hariri diperkirakan berkunjung ke Suriah untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Bashar al-Assad, namun media Lebanon mengatakan, kunjungannya tersebut akan dilakukan dalam bulan ini.

Sebelum pengambilan keputusan, Hariri mengatakan kepada majelis bahwa Lebanon berharap menjalin hubungan lebih baik dengan negara-negara Arab.

"Kami terutama berharap untuk mewujudkan hubungan baik berdadarkan persaudaraan antara Lebanon dan Suriah ... selain berdasarkan saling menghormato kedaulatan negara masing-masing," katanya.

Koalisi Hariri, yang didukung oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi, menuduh Suriah melakukan pembunuhan terhadap negarawan Rafik al-Hariri, ayah Saad, pada Februari 2005.

Namun Suriah membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut, meskipun pembunuhan tersebut menekan Damaskus untuk mengakhiri kehadiran militernya selama 29 tahun di Lebanon pada April 2005, dan pembentukan pengadilan khusus di Den Haag untuk memeriksa dan menjatuhi hukuman kepada para pembunuhnya.

Lebanon masih dalam keadaan tanpa pemerintahan yang berfungsi selama berbulan-bulan setelah pemilu Juni, yang dimenangkan oleh koalisi Hariri atas Hizbullah yang didukung Iran dan Suriah, serta sekutu lainnya.

Namun dengan meningkat tajamnya perbaikan hubungan bilateral antara Suriah dan Arab Saudi, dan terkikisnya ketegangan-ketegangan politik dan antar kelompok di Lebanon, mereka meningkatkan persekutuan mereka dan berjanji membentuk pemerintah persatuan.

Dalam hal ini, koalisi Hariri mendapatkan 15 menteri dari 30 anggota kabinet, Hizbullah dan sekutu-sekutunya 10 menteri, dan Presiden Michel Suleiman lima anggota kabinet.

Pemerintah Hariri, yang dibentuk bulan lalu, juga berjanji akan mengatasi kendala-kendala ekonomi dan stabilitas keuangan.

Lebanon mengalami dampak besar dari krisis keuangan global, dan hutang publik mencapai sekitar 50 miliar dolar.

"Rakyat menginginkan listrik, lingkungan yang bersih, air bersih dan keadilan dalam mendapatkan pendidikan dan perawatan kesehatan," kata Hariri kepada parlemen.(*)