Tokyo, (ANTARA News) - Dolar naik tipis di perdagangan Asia, Jumat, karena pedagang bereaksi positif terhadap data perdagangan AS dan tanda-tanda bahwa bank sentral menjadi lebih percaya diri tentang prospek ekonomi, kata para dealer.

Dolar naik menjadi 88,34 yen pada perdagangan pagi di Tokyo, dari 88,25 di New York akhir Kamis. Euro turun menjadi 1,4728 dolar dari 1,4732, tetapi naik menjadi 130,13 yen dari 130,01 yen, sebagaimana dikutip dari AFP.

Greenback lebih kuat setelah data pemerintah menunjukkan bahwa defisit perdagangan AS menyempit tak terduga pada Oktober, dengan ekspor melompat dalam mengimbangi kenaikan impor yang lebih kecil.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS meningkat seminggu lalu, namun bertahan di bawah tingkat 500.000.

"Berita ekonomi AS pada umumnya baik dan hal ini berkontribusi pada peningkatan saham dan hasil obligasi yang berakhir naik memiliki pengaruh netral pada dolar," kata penyiasat NAB Capital John Kyriakopoulos dalam sebuah catatan.

Investor mencerna keputusan Bank of England (bank sentral Inggris) untuk tidak memperluas rencana pembelian aset, karena bank mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya pada 0,5 persen.

"Bank-bank sentral di seluruh dunia tampaknya akan berubah sedikit lebih yakin mengenai keberlanjutan sebuah (dunia) pemulihan," kata analis Calyon Sebastien Barbe.

Tapi itu "tidak menyiratkan pengetatan sangat drastis kondisi moneter dalam jangka pendek, karena bank sentral tampaknya tertarik melindungi pemulihan," ia memperingatkan.

Gubernur Bank Sentral Selandia Baru Alan Bollardpada pada Kamis menunjukkan bahwa Bank dapat mulai mengetatkan kebijakan moneter di pertengahan tahun depan, lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Sementara Bank Sentral India memperketat kondisi untuk diperketat perusahaan lokal meminjam dari luar negeri, tetapi menegaskan bahwa pihaknya tidak berniat untuk mengekang arus modal masuk, mencari untuk mendukung pemulihan ekonomi, Barbe memcatat.(*)