Kontribusi manufaktur, Menperin optimistis pertumbuhan ekonomi membaik
7 Agustus 2020 13:43 WIB
“Kami sedang dalam proses merumuskan road map untuk program substitusi impor, sehingga nanti output dan outcome-nya adalah substitusi impor yang didorong dapat mencapai 35 persen pada tahun 2022,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (29/7/2020). ANTARA/HO-Kemenperin/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal membaik pada kuartal III-2020, di mana sektor manufaktur konsisten memberikan kontribusi paling besar.
“Saya amat yakin triwulan III ini akan rebound,” kata Menperin lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat.
Terlebih, Agus menyampaikan bahwa pemerintah telah banyak mengeluarkan banyak stimulus kepada pelaku industri, termasuk sektor industri kecil menengah (IKM) untuk menggairahkan kembali kinerja mereka.
“Pemerintah sudah menggulirkan berbagai macam stimulus untuk dunia usaha, bahkan yang terbaru kami telah mengusulkan untuk penghapusan biaya minimum listrik 40 jam nyala bagi industri. Khusus untuk sektor industri, kami menyiapkan adanya stimulus khusus modal kerja yang dapat dinikmati oleh sektor industri, termasuk bagi pelaku IKM,” katanya.
Lebih lanjut, Agus menyatakan, pihaknya bakal terus memantau dan mendorong semaksimal mungkin agar stimulus-stimulus yang telah diberikan pemerintah kepada sektor industri dapat segera terealisasi dan terasa manfaatnya.
“Kami juga akan menjaga momentum peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia agar bisa kembali menembus level 50,0 pada kuartal III-2020,” imbuhnya.
Merujuk hasil survei yang dirilis IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2020 berada di level 46,9 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya di level 39,1 poin. Peningkatan indeks ini juga menunjukkan tingginya kepercayaan bisnis terhadap kondisi pasar yang lebih normal.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, terjadinya kontraksi 5,74 persen pada industri pengolahan nonmigas pada triwulan II-2020 disebabkan oleh dampak wabah COVID-19.
Sementara itu, di periode yang sama, perekonomian Indonesia tumbuh minus 5,32 persen secara tahunan (y-o-y).
Sementara, sektor industri memberikan kontribusi terbesar pada struktur produk domestik bruto (PDB) nasional sepanjang triwulan II-2020 dengan mencapai 19,87 persen.
Guna menjaga kinerja sektor industri, Agus menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk memberikan stimulus atau insentif yang dibutuhkan saat ini.
Baca juga: Menperin: Manufaktur beroperasi saat pandemi terbukti topang ekonomi
Baca juga: Kata Menperin soal kemungkinan PMI Manufaktur RI kembali ke angka 51,9
Baca juga: Menperin: Investasi manufaktur naik 23,9 persen pada semester I 2020
Baca juga: Kemenperin dorong industri manufaktur manfaatkan peluang digitalisasi
“Saya amat yakin triwulan III ini akan rebound,” kata Menperin lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat.
Terlebih, Agus menyampaikan bahwa pemerintah telah banyak mengeluarkan banyak stimulus kepada pelaku industri, termasuk sektor industri kecil menengah (IKM) untuk menggairahkan kembali kinerja mereka.
“Pemerintah sudah menggulirkan berbagai macam stimulus untuk dunia usaha, bahkan yang terbaru kami telah mengusulkan untuk penghapusan biaya minimum listrik 40 jam nyala bagi industri. Khusus untuk sektor industri, kami menyiapkan adanya stimulus khusus modal kerja yang dapat dinikmati oleh sektor industri, termasuk bagi pelaku IKM,” katanya.
Lebih lanjut, Agus menyatakan, pihaknya bakal terus memantau dan mendorong semaksimal mungkin agar stimulus-stimulus yang telah diberikan pemerintah kepada sektor industri dapat segera terealisasi dan terasa manfaatnya.
“Kami juga akan menjaga momentum peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia agar bisa kembali menembus level 50,0 pada kuartal III-2020,” imbuhnya.
Merujuk hasil survei yang dirilis IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2020 berada di level 46,9 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya di level 39,1 poin. Peningkatan indeks ini juga menunjukkan tingginya kepercayaan bisnis terhadap kondisi pasar yang lebih normal.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, terjadinya kontraksi 5,74 persen pada industri pengolahan nonmigas pada triwulan II-2020 disebabkan oleh dampak wabah COVID-19.
Sementara itu, di periode yang sama, perekonomian Indonesia tumbuh minus 5,32 persen secara tahunan (y-o-y).
Sementara, sektor industri memberikan kontribusi terbesar pada struktur produk domestik bruto (PDB) nasional sepanjang triwulan II-2020 dengan mencapai 19,87 persen.
Guna menjaga kinerja sektor industri, Agus menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk memberikan stimulus atau insentif yang dibutuhkan saat ini.
Baca juga: Menperin: Manufaktur beroperasi saat pandemi terbukti topang ekonomi
Baca juga: Kata Menperin soal kemungkinan PMI Manufaktur RI kembali ke angka 51,9
Baca juga: Menperin: Investasi manufaktur naik 23,9 persen pada semester I 2020
Baca juga: Kemenperin dorong industri manufaktur manfaatkan peluang digitalisasi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: