Liga Inggris
Liga Premier sepakat kembali batasi tiga pergantian pemain
7 Agustus 2020 05:17 WIB
Manajer Bournemouth Eddie Howe (ketiga kanan) memberikan instruksi kepada para pemainnya saat jeda pendinginan di tengah laga pekan pemungkas Liga Premier Inggris 2019/20 melawan Everton di Stadion Goodison Park, Liverpool, Inggris, Minggu (26/7/2020). (ANTARA/REUTERS/POOL/Tim Goode)
Jakarta (ANTARA) - Klub-klub Liga Premier Inggris sepakat kembali membatasi jumlah pergantian pemain sebanyak tiga slot saja untuk kompetisi musim 2020/21 yang rencananya digulirkan mulai 12 September.
Secara bersamaan maka setiap tim juga kembali diperbolehkan mendaftarkan hanya tujuh pemain di bangku cadangan untuk tiap pertandingan, demikian lansiran laman resmi Liga Inggris, Kamis.
Aturan pergantian pemain kembali ke regulasi awal, ketimbang regulasi sementara yang diberlakukan di tengah kondisi darurat untuk merampungkan musim 2019/20 dengan kepadatan jadwal tampil dengan jarak 2-4 hari antarpertandingan.
Baca juga: Aturan baru FA bisa buat pemain di kartu merah karena batuk
Selain itu, Liga Premier mengumumkan kesepakatan terkait sejumlah perubahan pengimplementasian asisten wasit video (VAR) dalam musim 2020/21 sesuai dengan peralihan wewenang dari Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) ke FIFA.
Setidaknya ada lima perubahan kunci atas implementasi VAR di Liga Premier Inggris 2020/21 yakni pertama peningkatan penggunaan area peninjauan wasit (RRA) untuk keputusan terkait gol, kartu merah dan tendangan penalti.
Kedua, pelanggaran aturan kiper dalam tendangan penalti, yang merujuk bahwa kaki kiper tidak boleh melewati garis gawang sebelum pemain lawan menyentuh bola. Apabila itu terjadi dan kiper menyelamatkan bola, maka VAR harus meminta tendangan penalti dilakukan ulang.
Namun apabila itu terjadi dan tendangan penalti membentur tiang atau melenceng dari gawang, tidak perlu ada eksekusi ulang.
Baca juga: FIFA ingin seragamkan penerapan VAR
Ketiga, gangguan eksekusi penalti oleh pemain lawan, yang secara aturan memang melarang pemain lain --baik rekan maupun lawan, selain algojo penendang penalti-- kedapatan kakinya memasuki kotak maupun busur penalti.
Keempat, protokol VAR baru dipastikan tidak memberi level toleransi terhadap pelanggaran offside.
Kelima, hakim garis diinstruksikan tetap membiarkan permainan berlanjut jika ada dugaan offside dengan marjin tipis dan baru mengangkat benderanya setelah peluang rampung, entah itu jadi gol atau terbuang. Jika menjadi gol maka VAR baru diminta bertindak untuk melakukan peninjauan insiden yang dimaksud.
Baca juga: Lampard ajak semua pihak duduk bersama bahas kontroversi VAR
Secara bersamaan maka setiap tim juga kembali diperbolehkan mendaftarkan hanya tujuh pemain di bangku cadangan untuk tiap pertandingan, demikian lansiran laman resmi Liga Inggris, Kamis.
Aturan pergantian pemain kembali ke regulasi awal, ketimbang regulasi sementara yang diberlakukan di tengah kondisi darurat untuk merampungkan musim 2019/20 dengan kepadatan jadwal tampil dengan jarak 2-4 hari antarpertandingan.
Baca juga: Aturan baru FA bisa buat pemain di kartu merah karena batuk
Selain itu, Liga Premier mengumumkan kesepakatan terkait sejumlah perubahan pengimplementasian asisten wasit video (VAR) dalam musim 2020/21 sesuai dengan peralihan wewenang dari Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) ke FIFA.
Setidaknya ada lima perubahan kunci atas implementasi VAR di Liga Premier Inggris 2020/21 yakni pertama peningkatan penggunaan area peninjauan wasit (RRA) untuk keputusan terkait gol, kartu merah dan tendangan penalti.
Kedua, pelanggaran aturan kiper dalam tendangan penalti, yang merujuk bahwa kaki kiper tidak boleh melewati garis gawang sebelum pemain lawan menyentuh bola. Apabila itu terjadi dan kiper menyelamatkan bola, maka VAR harus meminta tendangan penalti dilakukan ulang.
Namun apabila itu terjadi dan tendangan penalti membentur tiang atau melenceng dari gawang, tidak perlu ada eksekusi ulang.
Baca juga: FIFA ingin seragamkan penerapan VAR
Ketiga, gangguan eksekusi penalti oleh pemain lawan, yang secara aturan memang melarang pemain lain --baik rekan maupun lawan, selain algojo penendang penalti-- kedapatan kakinya memasuki kotak maupun busur penalti.
Keempat, protokol VAR baru dipastikan tidak memberi level toleransi terhadap pelanggaran offside.
Kelima, hakim garis diinstruksikan tetap membiarkan permainan berlanjut jika ada dugaan offside dengan marjin tipis dan baru mengangkat benderanya setelah peluang rampung, entah itu jadi gol atau terbuang. Jika menjadi gol maka VAR baru diminta bertindak untuk melakukan peninjauan insiden yang dimaksud.
Baca juga: Lampard ajak semua pihak duduk bersama bahas kontroversi VAR
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020
Tags: