Manado (ANTARA News) - Komisi XI DPR RI menyatakan, prihatin atas penurunan yang cukup tajam kinerja sektor pertanian provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun ini, baik untuk pertumbuhan ekonominya maupun ekspansi kredit.

"Penurunan kinerja pertanian ini harus diwaspadai dan dicari penyebabnya," kata Ketua Komisi XI DPR, Emir Moeis dalam kunjungan kerjanya di Manado, Kamis.

Emir mengatakan, masalah yang terutama perlu diwaspadai adalah penurunan tersebut karena lahan berkurang ataukah adanya hambatan peraturan dan perpajakan.

"Indikator lainnya, juga perlu dievaluasi lebih jauh, apakah karena dampak krisis keuangan global, semua ini harus dievaluasi kemudian diwaspadai mengingat sektor pertanian sangat vital peranannya dalam perekonomian nasional," kata Emir.

Edwin Kawilarang, anggota Komisi XI dari Partai Golkar, mengatakan, hambatan sektor pertanian ini akan menjadi masukan bagi DPRRI sehingga dapat mendorong pemerintah sehingga membuat kebijakan mendorong pulihnya sektor ini.

Deputi Pemimpin Bank Indonesia (BI) Manado, Mochamad Nadjib mengatakan, pertumbuhan sektor pertanian Sulut terus merosot, yakni dari 7,57 persen tahun 2007, turun menjadi 2,66 persen tahun 2008 dan triwulan ketika tahun ini justru -0,65 persen.

"Bank Indonesia akan terus melakukan kajian faktor-faktor yang menyebabkan sektor pertanian terus melemah dan bahkan tahun ini tumbuh negatif," kata Nadjib.

Sementara itu, kredit pertanian tahun 2009 (posisi Oktober 2009)hanya tercatat sebanyak Rp334 miliar atau pangsa kredit 3,29 persen, berselisih jauh dibandingkan tahun lalu dimana kredit terserap pada pertanian mencapai Rp457 miliar dengan pangsa 5,34 persen.

Penurunan kredit pertanian ini diikuti meningkatnya kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pertanian menjadi 8,44 persen tahun ini, cukup tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya 6,11 persen.(*)