Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mendorong rencana pengembangan kawasan industri perikanan, budidaya, dan wisata bahari di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

"Daerah ini sudah sejak lama saya ingin ke sini. Kita harus perkuat di sektor ini, kita ubah medan perangnya (melawan COVID-19) ke laut, kita bisa jadi pemenang," kata Menteri Edhy saat menerima Walikota Baubau, AM Tamrin di Kantor KKP, Jakarta, Kamis.

Menurut Edhy Prabowo, negara memiliki tiga instrumen pendanaan untuk mendorong pengembangan sektor kelautan dan perikanan, termasuk di Kota Baubau.

Menteri Kelautan dan Perikanan memaparkan, instrumen pertama yakni melalui dana APBN.

Selanjutnya melalui dana Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) serta yang terakhir dari dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Tak hanya itu, Menteri Edhy juga langsung menugaskan masing-masing direktorat di KKP untuk mengkaji program apa yang bisa masuk dalam rencana pengembangan di Baubau.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya misalnya, diminta untuk fokus pada pengembangan budidaya rumput laut dan satu komoditas ikan. Kemudian Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) diminta untuk mengkaji dari sisi kawasan konservasi di Baubau.

Atas dukungan KKP tersebut, Walikota Baubau, AM Tamrin mengaku senang. Dia berharap sektor kelautan dan perikanan diharapkan bisa menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya.

Adapun sejumlah rencana yang diusulkan yakni pengembangan kawasan industri perikanan terpadu di sepanjang pesisir Wameo, Tarafu dan Bonebone.

Selanjutnya rencana usulan 2021 di kawasan industri perikanan meliputi pengadaan cold storage untuk menunjang operasional pangkalan pendaratan ikan (PPI) Wameo. Selain itu, terdapat usulan revitalisasi pabrik es di PPI tersebut.

Dari perikanan budidaya, Tamrin meminta dukungan sarana dan prasarana (sarpras) budidaya laut, air tawar dan air payau.

Di tempat yang sama, Direktur BLU LPMUKP, Syarif Syahrial mengaku baru saja menyetujui pencairan dana BLU sebesar Rp5 miliar untuk pengembangan tambak udang vaname seluas lima hektare di Kota Baubau.

Selain itu, ujar Syarif, pihaknya juga masih melakukan survei terkait usulan revitalisasi pabrik es di PPI Wameo.

Baca juga: KKP tindak tegas perusak ekosistem laut di NTB-Sulteng
Baca juga: Delapan nelayan asal Sulawesi Tenggara ditangkap otoritas Australia