Ekonom Optimistis Ekonomi Indonesia Membaik 2010
8 Desember 2009 19:31 WIB
Dua orang pekerja membersihkan kaca gedung bertingkat di kawasan Kemayoran, Jakarta. Perekonomian Indonesia mampu bertahan dari hantaman krisis dan masih memiliki peluang tumbuh sampai 4,0 persen. (ANTARA/Puspa Perwitasari )
Semarang (ANTARA News) - Sejumlah ekonom mengaku optimistis bahwa perekonomian Indonesia 2010 membaik, karena perekonomian dunia juga sudah menunjukkan perbaikan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Hal tersebut terungkap dalam seminar dengan tema "Perkembangan Ekonomi Nasional dan Jawa Tengah Terkini Serta Prospek Ekonomi Tahun 2010" di Gedung Bank Indonesia Semarang, Selasa.
Salah seorang pembicara dalam seminar tersebut, Faisal Basri mengatakan, perekonomian Indonesia ternyata dapat bertahan dari hantaman krisis global dengan pertumbuhan masih diatas empat persen.
"Namun demikian, pertumbuhan ekonominya belum berkualitas dan di beberapa sektor masih merana," katanya.
Menurut Faisal, perlu ada pembenahan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
"Saat ini ruang gerak moneter dan fiskal masih terbuka, demikian juga dengan ruang gerak ekspansi kredit," ujarnya.
Dengan kondisi seperti ini, dirinya berharap pemerintah tidak menyia-nyiakan peluang-peluang yang ada di antaranya adalah pemerintah tidak membutuhkan proses transisi yang panjang karena yang berkuasa sama dengan pemerintah sebelumnya.
Selain itu, lanjut dia, tim ekonom pada Kabinet Indonesia Bersatu II dapat lebih kredibel, kompeten, dan kompak serta rencana pembangunan jangka panjang dapat lebih realistis.
Menurut Faisal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemulihan perekonomian suatu wilayah yaitu tekanan inflasi, volatilitas nilai tukar, dan kenaikan harga berbagai komoditi terutama minyak.
Senada dengan Faisal Basri, peneliti ekonomi utama Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Darsono memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 mencapai kisaran 5 hingga 5,5 persen.
"Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2009 ini perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan perkiraan semula sebesar 3,5 hingga 4,0 persen dan dapat lebih tinggi lagi menjadi sebesar 4,3 persen," ujarnya.
Menurut Darsono, hal tersebut dikarenakan tingkat konsumsi rumah tangga masih kuat dan bersumber pada tingkat keyakinan konsumen yang tinggi sejalan dengan inflasi dan suku bunga yang rendah dari pendapatan ekspor yang juga mulai meningkat.
Darsono menambahkan, penurunan inflasi yang terjadi di tahun 2009 akan terus berlanjut dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) diperkirakan akan mencapai batas bawah di kisaran sasaran inflasi 4,5 persen.
"Sedangkan di tahun 2010, inflasi IHK diperkirakan kembali ke pola normalnya dalam kisaran 5,1 persen terkait dengan mulai meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri dan kenaikan harga komoditas serta ekspektasi inflasi," katanya.
(*)
Hal tersebut terungkap dalam seminar dengan tema "Perkembangan Ekonomi Nasional dan Jawa Tengah Terkini Serta Prospek Ekonomi Tahun 2010" di Gedung Bank Indonesia Semarang, Selasa.
Salah seorang pembicara dalam seminar tersebut, Faisal Basri mengatakan, perekonomian Indonesia ternyata dapat bertahan dari hantaman krisis global dengan pertumbuhan masih diatas empat persen.
"Namun demikian, pertumbuhan ekonominya belum berkualitas dan di beberapa sektor masih merana," katanya.
Menurut Faisal, perlu ada pembenahan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
"Saat ini ruang gerak moneter dan fiskal masih terbuka, demikian juga dengan ruang gerak ekspansi kredit," ujarnya.
Dengan kondisi seperti ini, dirinya berharap pemerintah tidak menyia-nyiakan peluang-peluang yang ada di antaranya adalah pemerintah tidak membutuhkan proses transisi yang panjang karena yang berkuasa sama dengan pemerintah sebelumnya.
Selain itu, lanjut dia, tim ekonom pada Kabinet Indonesia Bersatu II dapat lebih kredibel, kompeten, dan kompak serta rencana pembangunan jangka panjang dapat lebih realistis.
Menurut Faisal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemulihan perekonomian suatu wilayah yaitu tekanan inflasi, volatilitas nilai tukar, dan kenaikan harga berbagai komoditi terutama minyak.
Senada dengan Faisal Basri, peneliti ekonomi utama Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Darsono memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 mencapai kisaran 5 hingga 5,5 persen.
"Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2009 ini perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan perkiraan semula sebesar 3,5 hingga 4,0 persen dan dapat lebih tinggi lagi menjadi sebesar 4,3 persen," ujarnya.
Menurut Darsono, hal tersebut dikarenakan tingkat konsumsi rumah tangga masih kuat dan bersumber pada tingkat keyakinan konsumen yang tinggi sejalan dengan inflasi dan suku bunga yang rendah dari pendapatan ekspor yang juga mulai meningkat.
Darsono menambahkan, penurunan inflasi yang terjadi di tahun 2009 akan terus berlanjut dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) diperkirakan akan mencapai batas bawah di kisaran sasaran inflasi 4,5 persen.
"Sedangkan di tahun 2010, inflasi IHK diperkirakan kembali ke pola normalnya dalam kisaran 5,1 persen terkait dengan mulai meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri dan kenaikan harga komoditas serta ekspektasi inflasi," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: