Makassar (ANTARA News) - Sedikitnya 200 hektare (ha) sawah di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) terancam gagal panen (puso) akibat hujan yang mulai turun dalam sepekan terakhir.

"Sawah yang siap panen akhir Desember 2009, kini terancam puso, sementara yang sudah mulai panen gabahnya basah karena terkena hujan," jelas salah seorang petani di Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Rabiah menanggapi kondisi sawahnya, Selasa.

Menurut dia, sawah yang tergenang air sekitar 20 centimeter (cm) akan berpengaruh pada kualitas padi yang dihasilkan, karena batang padinya basah dan menyulitkan petani mengolahnya dengan alat sederhana (sabit).

Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Maros Utara, Bantimurung, Simbang dan Kecamatan Mandai.

Salah seorang petani di Kecamatan Maros Utara, Muh. Ali mengaku, mengalami kerugian sedikitnya Rp2 juta per ha dari biaya sarana produksi (saprodi) dan pemeliharaan dalam tiga bulan terakhir.

"Harga pupuk dan pestisida selalu mahal pada musim tanam, sementara pada musim panen belum tentu mendapatkan hasil yang baik," katanya.

Menyikapi hal itu, dia berharap agar pemerintah dapat membantu petani yang sawahnya mengalami gagal panen. Apalagi sebelumnya diketahui, ada program pemerintah dengan pihak asuransi tertentu yang memberikan jaminan asuransi pertanian.

"Program itu sendiri, kami tidak tahu sampai sejauh mana realisasinya, karena sosialisasi program itu dari aparat pemerintah atau asuransi tidak sampai ke petani, bagaimana caranya atau apa persyaratannya," katanya.

Program asuransi pertanian di Sulsel mulai dicanangkan sejak 2008 dan Kabupaten Maros menjadi salah satu sasaran program tersebut.(*)