Pemerintah Aceh akan perluas kawasan hutan bakau
4 Agustus 2020 16:14 WIB
Warga menanam tanaman bakau atau mangrove di Gampong Lam Duron, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Selasa (4/8/2020). Penanaman bakau dalam rangka peringatan Hari Mangrove Sedunia. ANTARA/M Haris SA
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh akan terus memperluas kawasan hutan bakau atau mangrove karena keberadaannya sangat penting serta menjadi sumber ekonomi masyarakat.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Aceh Besar, Selasa, menyebutkan kondisi hutan bakau di provinsi ujung barat Indonesia tersebut relatif baik. Pemerintah Aceh juga berupaya mencegah kerusakan hutan bakau.
"Secara umum, kondisi hutan bakau di Aceh relatif baik. Pemerintah Aceh juga berupaya meningkatkan luas hutannya dengan melakukan program penanaman kembali kawasan hutan yang rusak," katanya usai penanaman bakau secara simbolis dalam rangka peringatan Hari Mangrove Sedunia yang dihadiri Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Wiratno dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Aceh Syahrial.
Baca juga: Pemprov Bengkulu tanam 2020 bibit mangrove
Baca juga: Pemkab Bangka Tengah lestarikan 213 hektare Hutan Mangrove Munjang
Pada penanaman bakau yang dipusatkan di Gampong Lam Duron, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Nova Iriansyah menyebutkan luas hutan bakau di provinsi itu mencapai 28 ribu hektare. Sebagian besarnya berada di pesisir pantai timur Aceh.
Ia mengatakan peningkatan luas hutan bakau sangat penting karena keberadaan tanaman bakau tersebut merupakan sumber penghidupan masyarakat pesisir. Sebab, ekosistem di dalam hutan bakau memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Selain sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir, keberadaan hutan bakau juga untuk mencegah abrasi dan peredam ketika bencana tsunami. Karena itu, keberadaan hutan bakau harus terus disosialisasikan kepada generasi mendatang," katanya.
Terkait dengan peringatan Hari Mangrove Sedunia, Plt Gubernur Aceh mengatakan kegiatan tersebut menjadi langkah penting dalam penyelamatan dan pelestarian hutan bakau, khususnya di Provinsi Aceh.
"Momentum paling penting dalam peringatan ini adalah mengajak seluruh masyarakat menjaga hutan bakat, sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang," kata Nova Iriansyah.
Baca juga: Menteri LHK apresiasi Babel tanami mangrove di bekas tambang
Baca juga: Presiden Jokowi pilih Babel wakil wilayah Sumatera penanaman mangrove
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Aceh Besar, Selasa, menyebutkan kondisi hutan bakau di provinsi ujung barat Indonesia tersebut relatif baik. Pemerintah Aceh juga berupaya mencegah kerusakan hutan bakau.
"Secara umum, kondisi hutan bakau di Aceh relatif baik. Pemerintah Aceh juga berupaya meningkatkan luas hutannya dengan melakukan program penanaman kembali kawasan hutan yang rusak," katanya usai penanaman bakau secara simbolis dalam rangka peringatan Hari Mangrove Sedunia yang dihadiri Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Wiratno dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Aceh Syahrial.
Baca juga: Pemprov Bengkulu tanam 2020 bibit mangrove
Baca juga: Pemkab Bangka Tengah lestarikan 213 hektare Hutan Mangrove Munjang
Pada penanaman bakau yang dipusatkan di Gampong Lam Duron, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Nova Iriansyah menyebutkan luas hutan bakau di provinsi itu mencapai 28 ribu hektare. Sebagian besarnya berada di pesisir pantai timur Aceh.
Ia mengatakan peningkatan luas hutan bakau sangat penting karena keberadaan tanaman bakau tersebut merupakan sumber penghidupan masyarakat pesisir. Sebab, ekosistem di dalam hutan bakau memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Selain sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir, keberadaan hutan bakau juga untuk mencegah abrasi dan peredam ketika bencana tsunami. Karena itu, keberadaan hutan bakau harus terus disosialisasikan kepada generasi mendatang," katanya.
Terkait dengan peringatan Hari Mangrove Sedunia, Plt Gubernur Aceh mengatakan kegiatan tersebut menjadi langkah penting dalam penyelamatan dan pelestarian hutan bakau, khususnya di Provinsi Aceh.
"Momentum paling penting dalam peringatan ini adalah mengajak seluruh masyarakat menjaga hutan bakat, sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang," kata Nova Iriansyah.
Baca juga: Menteri LHK apresiasi Babel tanami mangrove di bekas tambang
Baca juga: Presiden Jokowi pilih Babel wakil wilayah Sumatera penanaman mangrove
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: