Analis Pefindo Niken Indriasih dan Vonny Widjaja dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Senin memaparkan, penurunan peringkat itu akibat penurunan jumlah pelanggan dan sedikit penurunan pendapatan seluler pada periode 30 Juni 2009.
"Mencerminkan penurunan jumlah pelanggan dan sedikit penurunan pendapatan seluler pada periode yang berakhir pada 30 Juni 2009 maupun antisipasi meningkatnya nilai utang lebih dari yang diproyeksikan," katanya.
Akan tetapi, lanjutnya, Pefindo tetap mempertahankan peringkat idAA+ untuk ISAT dan obligasi II-2002, obligsi III-2003, obligasi IV-2005, obligasi V-2007 dan obligasi VI-2008 dengan total nilai Rp5,3 triliun. Serta peringkat idAA+(sy) untuk obligasi syariah ijarah I-2005, obligasi syariah ijarah II-2007, dan obligasi syariah ijarah III-2008 sebesar Rp1,3 triliun.
Ia menambahkan, peringkat yang sama idAA+ dan idAA(sy) diberikan untuk rencana obligasi VII-2009 dengan nilai Rp1,3 triliun dan obligasi sukuk ijaran IV-2009 seebsar Rp200 miliar.
"Peringkat tersebut mencerminkan tetap kuatnya permintaan di bisni sseluler serta kuatnya posisi pasar perusahaan dan aktivitas operasional yang terdiversifikasi," katanya.
Akan tetapi, kata dia, peringkat tersebut dibatasi oleh tingginya tingkat leverage yang disertai meningkatnya risiko pembiayaan kembali dalam jangka pendek ke menengah dan persaingan yang semakin ketat dalam sektor telekomunikasi nirkabel.