Dorong investasi EBT, pemerintah perkuat kerja sama dengan IEA
4 Agustus 2020 11:13 WIB
Ilustrasi - Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT). ANTARA/HO-Humas PT PLN (Persero)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia terus berkomitmen mendorong investasi di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya diwujudkan melalui kerja sama dengan International Energy Agency (IEA), sebuah lembaga rujukan terkait analisis energi global.
Pada akhir Juli 2020, IEA membuat laporan khusus tentang Indonesia dalam IEA World Energy Investment 2020.
Rilis bertajuk "Attracting Private Investment to Fund Sustainable Recoveries: The Case of Indonesia's Power Sector" itu, merupakan dukungan IEA bagi pengembangan EBT di Indonesia.
"Laporan tersebut merupakan bentuk komitmen IEA mendukung Indonesia dalam pemulihan sektor energi di Indonesia menghadapi dinamika global dan pandemik COVID-19 yang sangat berdampak pada pembangunan ekonomi dunia, termasuk pengembangan sektor energi," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Selasa.
Selain Kementerian ESDM, PT PLN (Persero) dan beberapa institusi terkait lain turut terlibat dalam kerja sama penyusunan laporan, mendukung transisi energi menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Baca juga: Pengembangan EBT biogas di Sulawesi Selatan capai 1.607 unit
Laporan juga menyebutkan tren investasi dan pembiayaan di sektor listrik Indonesia, kuantifikasi pengeluaran modal, proyeksi demand dengan skenario keberlanjutan, dan merangkum kinerja ekonomi makro negara.
Ketersediaan dana publik dan swasta serta identifikasi masalah-masalah utama yang mempengaruhi keputusan investasi dalam pembangkit listrik energi baru terbarukan dan sumber energi alternatif juga dipetakan dalam laporan ini.
Baca juga: Kementerian ESDM: Bauran energi baru terbarukan capai 11,51 persen
Baca juga: Pakar Energi UB: Potensi pembangkit EBT di Indonesia sangat besar
Laporan telah didistribusikan kepada Asosiasi Pengusaha Perancis dan sebagai bentuk komitmen dukungannya kepada Indonesia, IEA mngkoordinasikan rencana pertemuan antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris dan Asosiasi Pengusaha Perancis dengan Kementerian ESDM pada bulan September 2020 dengan tujuan mempromosikan investasi di bidang energi baru terbarukan di Indonesia.
Sebagaimana diketahui Indonesia dan IEA telah menjalin kerja sama sejak tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2015 Indonesia resmi menjadi bagian dari anggota asosiasi IEA.
Keduanya menyiapkan program bersama dalam bentuk Joint Work Program (JWP) yang terus diperbaharui. JWP terbaru untuk periode 2020-2021 telah ditandatangani di sela-sela acara IEA Ministerial Meeting awal Desember 2019 lalu di Paris, Perancis.
Baca juga: Kementerian ESDM jajaki potensi panas bumi sebagai EBT di Tana Toraja
Pada akhir Juli 2020, IEA membuat laporan khusus tentang Indonesia dalam IEA World Energy Investment 2020.
Rilis bertajuk "Attracting Private Investment to Fund Sustainable Recoveries: The Case of Indonesia's Power Sector" itu, merupakan dukungan IEA bagi pengembangan EBT di Indonesia.
"Laporan tersebut merupakan bentuk komitmen IEA mendukung Indonesia dalam pemulihan sektor energi di Indonesia menghadapi dinamika global dan pandemik COVID-19 yang sangat berdampak pada pembangunan ekonomi dunia, termasuk pengembangan sektor energi," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Selasa.
Selain Kementerian ESDM, PT PLN (Persero) dan beberapa institusi terkait lain turut terlibat dalam kerja sama penyusunan laporan, mendukung transisi energi menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Baca juga: Pengembangan EBT biogas di Sulawesi Selatan capai 1.607 unit
Laporan juga menyebutkan tren investasi dan pembiayaan di sektor listrik Indonesia, kuantifikasi pengeluaran modal, proyeksi demand dengan skenario keberlanjutan, dan merangkum kinerja ekonomi makro negara.
Ketersediaan dana publik dan swasta serta identifikasi masalah-masalah utama yang mempengaruhi keputusan investasi dalam pembangkit listrik energi baru terbarukan dan sumber energi alternatif juga dipetakan dalam laporan ini.
Baca juga: Kementerian ESDM: Bauran energi baru terbarukan capai 11,51 persen
Baca juga: Pakar Energi UB: Potensi pembangkit EBT di Indonesia sangat besar
Laporan telah didistribusikan kepada Asosiasi Pengusaha Perancis dan sebagai bentuk komitmen dukungannya kepada Indonesia, IEA mngkoordinasikan rencana pertemuan antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris dan Asosiasi Pengusaha Perancis dengan Kementerian ESDM pada bulan September 2020 dengan tujuan mempromosikan investasi di bidang energi baru terbarukan di Indonesia.
Sebagaimana diketahui Indonesia dan IEA telah menjalin kerja sama sejak tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2015 Indonesia resmi menjadi bagian dari anggota asosiasi IEA.
Keduanya menyiapkan program bersama dalam bentuk Joint Work Program (JWP) yang terus diperbaharui. JWP terbaru untuk periode 2020-2021 telah ditandatangani di sela-sela acara IEA Ministerial Meeting awal Desember 2019 lalu di Paris, Perancis.
Baca juga: Kementerian ESDM jajaki potensi panas bumi sebagai EBT di Tana Toraja
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: