Kairo (ANTARA News/Reuters) - Sembilan-belas orang telah diselamatkan dari sebanyak 30 orang yang diduga berada di satu feri yang bertabrakkan dengan feri lain dan pecah di Mesir, kata beberapa pejabat Sabtu, sehari setelah kecelakaan tersebut.

Kedua kapal itu bertabrakkan di dekat kota Rashid di Gubernuran Beheira, Mesir utara.

Menurut laporan awal, beberapa puluh penumpang dan anggota awak kapal mungkin telah hilang sementara jumlah pasti orang di kapal tersebut tidak jelas. Jumlah yang disiarkan Sabtu menunjukkan 11 orang belum ditemukan.

Satu adalah feri penumpang yang pecah berantakan selama kecelakaan itu, sementara satu lagi, yang membawa penumpang dan mobil, terbalik tapi tak mengakibatkan korban jiwa atau cedera.

"Seluruh jumlah penumpang di kapal yang pecah diperkirakan sebanyak 30 orang," kata Gubernur Beheira Mohamed Sharawy.

Enam dari ke-19 penumpang yang diselamatkan cedera dan dibawa ke rumah sakit Rashid di Beheira, kata gubernur tersebut.

"Sebanyak 15 orang di kapal itu, semuanya, diselamatkan," katanya.

Seorang lagi pejabat wilayah tersebut menyebutkan jumlah yang sama.

Kapal feri sungai di Mesir kadangkala dapat kelebihan penumpang dan jumlah total orang yang dibawa tak selalu dicatat, sehingga perhitungan yang akurat mengenai orang yang hilang sulit ditentukan.

Serangkaian kecelakaan jalan, kereta dan air di Mesir dalam beberapa tahun belakangan telah memicu protes mengenai cara pemerintah menangani keselamatan angkutan.

Pada Februari 2006, satu feri di Laut Merah terbakar dan tenggelam saat dalam pelayaran ke Mesir dari Arab saudi, sehingga menewaskan 1.034 dari 1.400 orang di kapal tersebut, banyak di antara mereka adalah warga miskin Mesir.

Satu pengadilan banding di Mesir pada Maret tahun ini mendapati pemilik feri yang tenggelam di Laut Merah bersalah atas dakwaan pembantaian dan menjatuhkan atas dia hukum tujuh tahun penjara, sehingga mengubah putusan pengadilan sebelumnya yang membebaskan Mamdouh Ismail, anggota Majelis Tinggi Parlemen Mesir.

Menteri perhubungan saat itu Mohamed Mansour mengundurkan diri pada Oktober karena kecelakaan kereta di sebelah selatan ibu kota Mesir, Kairo, yang menewaskan 18 orang.(*)