Kabul (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Kelompok pria bersenjata memukul dua wartawan di Afghanistan dan kemudian menyandera mereka selama empat jam, media massa setempat melaporkan, Sabtu.
"Kejadian brutal itu terjadi pada Kamis ketika reporter, Nasir Ahmad, dan kameramen Sibghatullah sedang bersiap melakukan peliputan di Kabul. Mereka dipukul dan disandera selama empat jam," jaringan televisi Sepehr melaporkan.
Dalam pernyataan tersebut juga mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan hukum terhadap para pelaku yang bertanggungjawab atas serangan kepada para wartawan dan menjamin kebebasan pers di negara tersebut.
Puluhan televisi swasta muncul di Afghanistan dalam delapan tahun terakhir.
Para wartawan lokal dan asing kerap menjadi sasaran serangan dan penculikan oleh kelompok garis keras di negara bergolak tersebut.
Bulan lalu, seorang wartawan Norwegia dan penerjemahnya yang berkebangsaan Afghanistan dibebaskan setelah satu pekan disandera di wilayah timur negara itu.
Wartawan itu, yang diidentifikasi media setempat sebagai Paal Refsdal (46), berada di Afghanistan untuk melakukan pekerjaan bagi sebuah perusahaan produksi Norwegia.
Ia menghubungi Kedutaan Besar Norwegia di Kabul pada 6 November setelah diculik di dekat perbatasan dengan Pakistan sehari sebelumnya.
"Wartawan itu kini berada di sebuah tempat yang aman," kata kementerian Norwegia itu dalam sebuah pernyataan. "Pihak berwenang Norwegia telah bekerja siang dan malam dalam upaya membebaskan warganya tersebut."
Sejumlah media Norwegia mengatakan, mereka memiliki informasi mengenai penculikan itu sebelumnya namun memilih tidak menyiarkannya setelah seruan-seruan dari kementerian luar negeri, agar tidak membahayakan keselamatan wartawan itu.
Kementerian itu mengatakan, belum jelas siapa yang melakukan penculikan tersebut, namun laporan-laporan media Barat mengaitkan hal itu dengan gerilyawan Taliban.
Norwegia mengambil bagian dalam operasi NATO di Afghanistan dan menjanjikan bantuan 134 juta dolar tahun ini.(*)
Kelompok Bersenjata Pukul Wartawan Afghanistan
5 Desember 2009 22:56 WIB
Kelompok bersenjata/ilustrasi. (ANTARA/REUTERS/Stringer)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: