New York, 5/12 (ANTARA/AFP) - Harga minyak jatuh pada Jumat waktu setempat dalam perdagangan yang "volatile", karena dolar AS menguat menyusul membaiknya laporan data pekerjaan di Amerika Serikat.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, turun 99 sen menjadi 75,47 dolar per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari turun 84 sen menjadi menetap di 77,52 dolar per barel.

Ini adalah sesi penurunan ketiga kali berturut-turut untuk kontrak berjangka New York.

Pada awal perdagangan minyak "rally" karena pedagang mencerna berita tentang perbaikan dramatis di pasar tenaga kerja AS yang bermasalah pada November, tetapi menguatnya dolar memotong kenaikan harga minyak tersebut.

Kehilangan pekerjaan dipersempit menjadi 11.000, kurang dari sepersepuluh pada Oktober, dan tingkat pengangguran merosot menjadi 10,0 persen, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan.

Itu data resmi terbaik dalam kehilangan pekerjaan sejak Desember 2007 ketika memasuki resesi ekonomi, meningkatkan harapan untuk kebangkitan kembali permintaan energi AS.

Sebuah laporan mingguan dari Departemen Energi AS minggu ini memperlihatkan lebih besar dari yang diperkirakan peningkatan stok minyak mentah yang memperbarui kekhawatiran permintaan di negara konsumen energi terbesar dunia itu.

Angka ketenagakerjaan departemen tenaga kerja memberikan kesan ekonomi mendekati pertumbuhan pekerjaan yang diperlukan untuk mempertahankan pemulihan yangv rapuh dari resesi terburuk dalam beberapa dekade, kata para analis.

Pada kuartal ketiga, perekonomian tumbuh pada tingkat tahunan 2,8 persen, setelah empat kuartal mengalami kontraksi.

Dolar menguat didukung laporan pekerjaan, memukul minyak mentah berjangka, yang dihargakan dalam unit di Amerika Serikat.

Euro, yang telah cenderung lebih tinggi terhadap mata uang AS, jatuh ke kurang dari 1,49 dolar dari lebih dari 1,50 dolar.

"Minyak adalah masalah dolar," kata Jason Schenker of Prestige Economics.

"Dolar menguat didukung informasi ini (pekerjaan), itu membebani minyak mentah," katanya.

Pelemahan dolar baru-baru ini telah mendorong investor untuk membeli komoditas berdenominasi dolar sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sehingga menaikkan harga.

Pedagang minyak melihat ke depan untuk sebuah pertemuan OPEC bulan ini yang akan memutuskan tingkat output (produksi) kartel.

Menteri Minyak Saudi Ali al-Naimi pada Jumat mengatakan bahwa OPEC seharusnya tidak meningkatkan kuota produksi pada pertemuan akhir Desember karena harga minyak saat ini "mendekati sasaran."

"Mengapa kita harus meningkatkan output?" Naimi, yang negaranya adalah kepala de facto kartel, mengatakan kepada wartawan di Kairo.

"Saat ini, harga OK, antara 70 dan 80 (dolar). Ini dekat dengan target yang kita tetapkan pada 75 dolar per barel," kata Naimi.

Naimi berada di ibukota Mesir untuk menghadiri konferensi menteri Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Arab (OPEC) pada Sabtu.

Beberapa anggota OPEC telah mengatakan mereka ingin terus produksinya tidak berubah pada pertemuan mereka 22 Desember di Luanda, Angola, karena mereka merasa saat ini harga minyak mentah memuaskan.

Tetapi Menteri Perminyakan Aljazair Chakib Khelil, yang berbicara setibanya di Kairo pada Jumat, mengatakan bahwa harga minyak "agak rendah."

"OPEC sebaiknya tidak mengubah produksi," pada pertemuan 22 Desember," kata dia, menambahkan bahwa bagaimanapun "ada terlalu banyak minyak" di pasar.(*)