Inggris bagikan jutaan alat tes, mampu deteksi corona dalam 90 menit
3 Agustus 2020 09:23 WIB
Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris (1/8/2020). Pemerintah Inggris pada Jumat (31/7) mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan sosial menyusul jumlah infeksi virus corona yang meningkat. ANTARA/Xinhua/Han Yan/aa.
London (ANTARA) - Jutaan alat tes COVID-19 yang mampu mendeteksi virus dalam waktu 90 menit akan dibagikan ke rumah sakit, rumah perawatan dan laboratorium di Inggris guna menambah kapasitas dalam beberapa bulan ke depan, kata Menteri Kesehatan Matt Hancock, Senin.
Menurut Hancock, bakal tersedia 5,8 juta alat tes yang menggunakan DNA dan 450.000 tes usap serta tak perlu dilakukan oleh profesional kesehatan.
"Fakta bahwa alat tes ini mampu mendeteksi flu serta COVID-19 akan sangat bermanfaat ketika kami memasuki musim dingin, sehingga pasien dapat mengikuti arahan yang benar untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain," katanya.
Baca juga: Inggris: Tingkat kematian COVID-19 di kelompok Muslim, Yahudi tinggi
Baca juga: Inggris akan cabut aturan karantina 14 hari untuk pendatang
Secara terpisah, Layanan Kesehatan Nasional yang didanai pemerintah mengatakan pihaknya akan membagikan pengobatan "COVID-19 ramah" kepada pasien kanker, termasuk obat yang tak memiliki efek besar dalam sistem imun.
Sistem perawatan kesehatan Inggris kewalahan selama negara tersebut menghadapi puncak pandemi COVID-19, yang membunuh lebih dari 46.000 orang, jumlah tertinggi ke empat di dunia, menurut hitungan Reuters, Minggu.
Di jajaran negara-negara yang sedang berpacu menemukan vaksin COVID-19, Inggris termasuk berada di garis depan. Para peneliti di Laboratorium Universitas Oxford termasuk yang menelaah virus yang kini jadi pandemi itu.
Mereka telah menghasilkan calon vaksin yang kini sedang diuji klinis untuk melihat keampuhan dan keamanan vaksin corona itu saat digunakan sebagai penangkal penyakit yang pertama kali muncul akhir tahun lalu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Cegah kebangkitan corona, Inggris tingkatkan dana perawatan kesehatan
Baca juga: Inggris tanda tangani kesepakatan dengan Pfizer untuk vaksin COVID-19
Menurut Hancock, bakal tersedia 5,8 juta alat tes yang menggunakan DNA dan 450.000 tes usap serta tak perlu dilakukan oleh profesional kesehatan.
"Fakta bahwa alat tes ini mampu mendeteksi flu serta COVID-19 akan sangat bermanfaat ketika kami memasuki musim dingin, sehingga pasien dapat mengikuti arahan yang benar untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain," katanya.
Baca juga: Inggris: Tingkat kematian COVID-19 di kelompok Muslim, Yahudi tinggi
Baca juga: Inggris akan cabut aturan karantina 14 hari untuk pendatang
Secara terpisah, Layanan Kesehatan Nasional yang didanai pemerintah mengatakan pihaknya akan membagikan pengobatan "COVID-19 ramah" kepada pasien kanker, termasuk obat yang tak memiliki efek besar dalam sistem imun.
Sistem perawatan kesehatan Inggris kewalahan selama negara tersebut menghadapi puncak pandemi COVID-19, yang membunuh lebih dari 46.000 orang, jumlah tertinggi ke empat di dunia, menurut hitungan Reuters, Minggu.
Di jajaran negara-negara yang sedang berpacu menemukan vaksin COVID-19, Inggris termasuk berada di garis depan. Para peneliti di Laboratorium Universitas Oxford termasuk yang menelaah virus yang kini jadi pandemi itu.
Mereka telah menghasilkan calon vaksin yang kini sedang diuji klinis untuk melihat keampuhan dan keamanan vaksin corona itu saat digunakan sebagai penangkal penyakit yang pertama kali muncul akhir tahun lalu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Cegah kebangkitan corona, Inggris tingkatkan dana perawatan kesehatan
Baca juga: Inggris tanda tangani kesepakatan dengan Pfizer untuk vaksin COVID-19
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: