Teater Kabuki Jepang dibuka kembali setelah tutup 5 bulan
2 Agustus 2020 13:46 WIB
Sejumlah staf mengenakan masker melakukan simulasi tentang bagaimana mendukung jarak sosial di pintu masuk Teater Kabukiza, yang mulai buka pada Sabtu (1/8/2020) setelah penutupan lima bulan karena pandemi COVID-19, di Tokyo, Jepang. ANTARA/REUTERS/Issei Kato/am.
Jakarta (ANTARA) - Teater Kabuki tradisional Jepang siap melakukan pertunjukannya kembali mulai Sabtu (1/8) setelah sebelumnya ditutup sementara selama lima bulan karena pandemi virus corona baru (COVID-19), Reuters melaporkan, Minggu.
Pembukaan kembali Teater Kabukiza yang terkenal di Tokyo, yang membatalkan pertunjukan sejak Maret karena penyebaran virus ini tetap dilakukan walaupun kasus-kasus baru telah melonjak ke rekor tertinggi di seluruh negeri.
"Kami membuka kembali berdasarkan pedoman dari para ahli penyakit menular, memperhatikan keselamatan audiens sejak mereka masuk sampai saat mereka pergi," kata manajer Kabukiza Yoshitaka Hashimoto.
Di atas panggung, jumlah penampil dan musisi akan dibatasi dan semuanya harus mengenakan masker kain hitam dari hidung ke dada.
Baca juga: Tari Kabuki Jepang Dipentaskan di Surabaya
Baca juga: Malam istimewa di teater Kabukiza, Ginza
Para pemain berdiri lebih jauh di belakang panggung dan menjaga jarak yang lebih jauh dari biasanya.
Teater mengatakan telah melakukan tes antibodi pada sekitar 500 orang, termasuk pemain dan staf, dan tes PCR pada 200 dari mereka yang terlibat langsung dalam pertunjukan. Tidak ada yang dinyatakan positif, katanya.
Sementara, untuk penontonnya, harus melewati pemeriksaan suhu di pintu masuk dan wajib mengenakan masker.
Dikutip dari Kyodo, untuk menjaga jarak sosial, Kabukiza hanya menerima 823 penonton untuk sekitar 1.800 kursi. Mereka juga diminta untuk tidak makan dan minum di dalam teater.
Menampilkan empat drama sehari, teater akan dibersihkan setelah setiap drama.
Chiaki Sakurai, warga Tokyo berusia 46 tahun yang biasanya menonton kabuki dua atau tiga kali sebulan dan mengenakan kimono hijau, mengatakan dia bersyukur dan bersemangat.
"Untuk mengatakan tidak ada hal baik yang terjadi dalam lima bulan terakhir mungkin berlebihan, tetapi saya merasa seolah-olah akhirnya hidup kembali," kata dia.
Sementara itu, Tokyo pada hari Jumat (31/7) mengkonfirmasi 463 kasus positif baru, dan Gubernur Yuriko Koike memperingatkan Tokyo dapat menyatakan keadaan darurat jika keadaan memburuk lebih lanjut.
Sekitar 1.000 orang telah meninggal di Jepang karena COVID-19, dengan sekitar 36.330 terinfeksi.
Baca juga: Film "Nausicaa" dari Hayao Miyazaki diadaptasi jadi produksi kabuki
Baca juga: Sambut tahun baru, Keio Plaza Hotel Tokyo gelar 'Vivid Performing Art of Kabuki dan Mt. Fuji Art Exhibition'
Baca juga: Tak hanya film, TIFF juga tampilkan pertunjukan Kabuki
Pembukaan kembali Teater Kabukiza yang terkenal di Tokyo, yang membatalkan pertunjukan sejak Maret karena penyebaran virus ini tetap dilakukan walaupun kasus-kasus baru telah melonjak ke rekor tertinggi di seluruh negeri.
"Kami membuka kembali berdasarkan pedoman dari para ahli penyakit menular, memperhatikan keselamatan audiens sejak mereka masuk sampai saat mereka pergi," kata manajer Kabukiza Yoshitaka Hashimoto.
Di atas panggung, jumlah penampil dan musisi akan dibatasi dan semuanya harus mengenakan masker kain hitam dari hidung ke dada.
Baca juga: Tari Kabuki Jepang Dipentaskan di Surabaya
Baca juga: Malam istimewa di teater Kabukiza, Ginza
Para pemain berdiri lebih jauh di belakang panggung dan menjaga jarak yang lebih jauh dari biasanya.
Teater mengatakan telah melakukan tes antibodi pada sekitar 500 orang, termasuk pemain dan staf, dan tes PCR pada 200 dari mereka yang terlibat langsung dalam pertunjukan. Tidak ada yang dinyatakan positif, katanya.
Sementara, untuk penontonnya, harus melewati pemeriksaan suhu di pintu masuk dan wajib mengenakan masker.
Dikutip dari Kyodo, untuk menjaga jarak sosial, Kabukiza hanya menerima 823 penonton untuk sekitar 1.800 kursi. Mereka juga diminta untuk tidak makan dan minum di dalam teater.
Menampilkan empat drama sehari, teater akan dibersihkan setelah setiap drama.
Chiaki Sakurai, warga Tokyo berusia 46 tahun yang biasanya menonton kabuki dua atau tiga kali sebulan dan mengenakan kimono hijau, mengatakan dia bersyukur dan bersemangat.
"Untuk mengatakan tidak ada hal baik yang terjadi dalam lima bulan terakhir mungkin berlebihan, tetapi saya merasa seolah-olah akhirnya hidup kembali," kata dia.
Sementara itu, Tokyo pada hari Jumat (31/7) mengkonfirmasi 463 kasus positif baru, dan Gubernur Yuriko Koike memperingatkan Tokyo dapat menyatakan keadaan darurat jika keadaan memburuk lebih lanjut.
Sekitar 1.000 orang telah meninggal di Jepang karena COVID-19, dengan sekitar 36.330 terinfeksi.
Baca juga: Film "Nausicaa" dari Hayao Miyazaki diadaptasi jadi produksi kabuki
Baca juga: Sambut tahun baru, Keio Plaza Hotel Tokyo gelar 'Vivid Performing Art of Kabuki dan Mt. Fuji Art Exhibition'
Baca juga: Tak hanya film, TIFF juga tampilkan pertunjukan Kabuki
Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Tags: