Jakarta (ANTARA) - Pemerintah wilayah Madrid menyarankan agar penyelenggaraan turnamen Madrid Open yang dijadwalkan pada September itu dibatalkan menyusul kekhawatiran penambahan jumlah kasus penyakit virus corona di Spanyol, demikian panitia penyelenggara, Sabtu.

“Penyelenggara Madrid Open menyatakan kekhawatiran mereka dalam menggelar turnamen yang bebas dari risiko kesehatan yang mungkin mempengaruhi para pemain, penggemar, dan staf,” kata panitia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu.

“Melihat situasi tersebut, panitia meminta bantuan Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat, Antonio Zapatero. Dia menyarankan untuk tidak menggelar turnamen.”

Kendati begitu, panitia belum mengambil keputusan terkait kelanjutan turnamen tersebut, dan mengatakan akan menganalisis serta mengevaluasi terlebih dulu berbagai kemungkinan yang ada.

"Panitia sedang menganalisis dan mengevaluasi berbagai opsi yang memungkinkan dengan tetap berfokus pada keselamatan semua pihak yang terlibat."

Baca juga: Panitia yakin dengan protokol dan jaminan keselamatan US Open
Baca juga: Italia Open 2020 kemungkinan akan digelar tanpa penonton


Turnamen di lapangan tanah liat tersebut dijadwalkan berlangsung pada 12-20 September. Selain itu, petenis nomor dua dunia, Rafael Nadal, bahkan telah mengkonfirmasi keikutsertaannya di ajang tersebut.

Wabah COVID-19 di Madrid baru-baru ini sempat mengancam penyelenggaraan turnamen Madrid Open, meski kasus harian virus corona di Spanyol mengalami penurunan.

Ada lebih dari 2.000 kasus positif COVID-19 dalam sehari di Spanyol yang terjadi selama sepekan terakhir.

Hingga Jumat (31/7), Spanyol telah mencatat lebih dari 288.000 kasus COVID-19, dengan 28.445 di antaranya berakhir dengan kematian.

Baca juga: Setelah Barty, Murray memprediksi banyak petenis mundur dari US Open
Baca juga: Kekhawatiran COVID-19 sebabkan pembatalan Pan Pacific Open