Lebak (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banten, memprakirakan ketinggian gelombang perairan selatan Banten mencapai dua meter.
Pengamat cuaca dari BMKG Banten, Tatang, saat dihubungi di Rangkasbitung, Kamis malam, menyebutkan, ombak di pesisir selatan Banten selama tiga hari mendatang berkisar satu sampai dua meter.
Selain itu, juga cuaca berawan dan berpeluang hujan ringan.
Sedangkan, angin bergerak dari arah selatan ke tenggara dengan kecepatan antara 5 sampai 15 knot.
Kondisi demikian, pihaknya mengimbau nelayan tradisional agar mewaspadai tingginya gelombang laut tersebut.
"Saya minta nelayan tradisional tetap waspada karena sewaktu-waktu ombak membesar," katanya.
Meski ketinggian ombak perairan selatan Banten masih normal dan nelayan bisa mencari tangkapan ikan.
Akan tetapi, pihaknya mengingatkan nelayan hati-hati karena kecepatan angin cukup tinggi yakni 15 knot atau 30 kilometer per jam.
Kecepatan angin sebesar itu dipastikan perahu kincang yang digunakan nelayan tradisional tidak kuat menahan ombak setinggi dua meter.
Karena itu, ketinggian ombak sebesar itu sangat berbahaya bagi nelayan pesisir selatan Banten.
Dia menyebutkan, nelayan pesisir selatan Banten meliputi Bayah, Tanjung Panto, Pulau Manuk, Sawarna, Panggarangan, Suka Hujan, Binuangeun, dan Penyaungan agar waspada menghadapi gelombang besar.
Saat ini, cuaca buruk akan melanda kawasan perairan Samudera Hindia.
"Saya berharap nelayan hati-hati saat menangkap ikan di tengah laut," katanya.
Sementara itu, Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Hadi, mengaku selama beberapa bulan terakhir ini cuaca perairan selatan Banten buruk.
Selain ombak besar juga disertai angin kencang, sehingga tangkapan ikan semakin berkurang.
Bahkan, sebagian nelayan enggan melaut akibat minimnya tangkapan ikan.
"Dengan berkurangnya tangkapan ikan kehidupan ekonomi nelayan terpuruk," katanya.(*)
BMKG: Gelombang Selatan Banten Diprakirakan Dua Meter
4 Desember 2009 05:41 WIB
BMKG/ilustrasi (ANTARA/Fanny Octavianus)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: