London (ANTARA News/Reuters) - Kapal barang Charelle milik orang Jerman yang dibajak perompak Somalia di dekat Oman pada Juni telah dibebaskan, demikian diumumkan angkatan laut Uni Eropa, Kamis.

Sepuluh orang awak di kapal yang berbendera Antigua Barbuda itu juga dibebaskan, kata beberapa sumber maritim, yang menambahkan bahwa mereka terdiri dari tujuh warga Sri Lanka dan tiga orang Filipina.

"Kapal itu mulai berlayar ke perairan aman sekitar satu jam lalu. Orang-orang bersenjata menyerahkannya kepada awak kapal. Uang tebusan dibayar, namun kami tidak tahu pasti berapa jumlahnya," kata Andrew Mwangura, koordinator Program Bantuan Pelaut Afrika Timur.

Ketika kapal itu dibajak oleh delapan perompak pada 12 Juni di lokasi 60 mil laut sebelah selatan Sur, pembajakan itu menjadi serangan tercatat pertama di kawasan perairan negara Arab Teluk, kata staf aliansi NATO.

Lloyds melaporkan, kapal barang seberat 2.800 ton itu dimiliki oleh perusahaan perkapalan Tarmstedt International.

Kapal itu membawa peti-peti kemas yang sebagian besar kosong ketika dibajak.

Pada akhir November, sebuah kapal minyak besar Yunani dibajak perompak Somalia dan dibawa ke pantai negara Tanduk Afrika tersebut.

Kapal Maran Centaurus dibajak bersama 28 orang awaknya di daerah sebelah timurlaut Seychelles pada Minggu (29/11).

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun lalu saja.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang tahun lalu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.(*)