Laporan dari London
Warga muslim RI di Inggris Shalat Idul Adha di Colchester Castle Park
1 Agustus 2020 07:32 WIB
Umat muslim dan diaspora serta pelajar Indonesia di bagian utara Inggris melaksanakan Shalat Idul Adha 1441 H yang diadakan di halaman Castle Park Colchester, Essex dengan mengikuti protokol kesehatan dan jaga jarak yang dimulai pukul 10.25 pagi waktu Inggris. (Zeynita Gibbons)
London (ANTARA) - Warga muslim dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di bagian utara Inggris melaksanakan Shalat Idul Adha 1441 H di halaman Castle Park Colchester, Essex, dengan menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak.
Shalat Idul Adha dimulai pukul 10.25 pagi waktu Inggris. Sejak pukul delapan pagi warga Inggris dan juga keturunan India, Pakistan dan Timur Tengah termasuk warga dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di Inggris, mulai berdatangan ke halaman Colchester.
Pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Essex University Zeqi Yasin, Jumat (31/7) mengatakan melaksanakan Shalat Idul Adha di Colchester adalah pengalaman pertama di Inggris, setelah Shalat Idul Fitri 1441 H yang ditiadakan karena penutupan.
Baca juga: Terapkan protokol, KBRI Warsawa gelar shalat Idul Adha terbatas
Ia mengatakan nuansa Islami terasa meskipun jamaahnya dari berbagai negara. Zeqi merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil program master bidang ekonomi.
“Alhamdulillah, jamaahnya juga sangat kooperatif, jadi acaranya sesuai protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran COVID-19,” ujar Zegi yang mendapat beasiswa LPDP.
Sementara itu diaspora Indonesia, Euis Walter, isteri Clive Walter, mantan Wali Kota Castle Point Borough Council mengaku senang bisa melaksanakan Shalat Idul Adha di Colchester Castle Park untuk kedua kalinya.
Begitupun Lestari yang datang dari Lowestoft, berjarak satu jam setengah ke Colchester mengatakan senang bisa ikut Shalat Idul Adha di Castle Park.
“Sangat terorganisir, 'brother and sister' sangat ramah dan 'helpful' , tempat lebih 'countable' dan bersih bersyukur bisa ikut shalat di sini,” ujar Tarie, Lestari biasa disapa.
Baca juga: Warga Indonesia di Ethiopia shalat Idul Adha di dua tempat terpisah
“Alhamdulilah perjalanan lancar sama sekali tidak ada hambatan sampai tempat parkir,” ujar Tarie menyiapkan lontong sayur untuk makan bersama Euis yang menyiapkan nasi kuning lengkap dengan ayam goreng.
Sementara itu KBRI London bersama dengan KIBAR, PCINU, dan PCIM di Inggris melaksanakan pengajian virtual mengenai hikmah Idul Adha di tengah pandemi COVID-19 yang dilaksanakan pada Kamis (30/7), sehari sebelum pelaksanaan Idul Adha di Inggris.
Acara ini dihadiri tidak saja warga Indonesia di Inggris dan Irlandia tapi juga dari Jepang.
Hananto dari PCIM Jepang yang hadir menyampaikan harapannya agar daging kurban dari Indonesia dapat disesuaikan dengan standar internasional sehingga distribusinya akan lebih luas.
Ia juga berbagi pengalaman mengenai program RendangMU, yaitu daging rendang kaleng, di Jepang yang dimanfaatkan untuk diplomasi kuliner.
Ketua LazisMU PP Muhammadiyah dan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof Hilman Latief memaknai korban adalah kepatuhan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Baca juga: Taiwan merilis lima lokasi Shalat Id, satu khusus bagi WNI
Di masa pandemi, distribusi daging kurban (infak daging, daging kemasan dan korban konvensional) perlu ditingkatkan agar lebih membawa manfaat sosial.
Satu yang saat ini sedang dilakukan adalah daging kemasan yaitu menyimpan daging dalam kemasan untuk program yang lebih sustain untuk ketahanan pangan dan antisipasi dalam menghadapi masa pandemi atau bencana.
H Nizamudin Sadiq, mahasiswa S3 Universitas Southhampton dan pengurus PCINU Inggris, sebagai moderator acara kurban mendekatkan diri kepada Allah dan untuk melihat ketaqwaan kita. Ide-ide baru distribusi daging kurban yang banyak potensi yang dapat dimanfaatkan.
Kuasa Usaha KBRI London, Adam M Tugio mengatakan perlunya masyarakat Indonesia memperhatikan jaga jarak dan protokol kesehatan, karena setelah penutupan dibuka jumlah kasus mulai naik di sejumlah tempat.
Baca juga: Ribuan orang Indonesia melakukan shalat Idul Adha bersama Abdul Somad
Pemerintah Inggris mengupayakan langkah-langkah pengetatan untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua pandemi COVID-19, di antaranya dengan tes PCR di bandara.
Yang paling penting adalah dukungan dari seluruh warga masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah. "Nabi Muhammad memberikan teladan dalam menghadapi penyakit menular. Pengajian ini menarik lagi lebih jauh teladan pada masa Nabi Ibrahim," ujarnya.
Dirjen London Central Mosque, Dr Ahmad Al Dubayan memperhatikan arahan dari pemerintah, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan Shalat Idul Adha di rumah masing-masing.
“Kami mengambil langkah yang sulit bersama-sama dengan para pengurus masjid di London untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk tidak mengadakan Shalat Idul Adha berjamaah.
“Kami berharap Idul Adha di tengah cobaan wabah COVID-19 dan berdoa semoga kita dapat kembali ke situasi normal,” ujarnya kepada para muslim di London dan sekitarnya.
Baca juga: Shalat Idul Adha di perbatasan RI-Malaysia dijaga kaum muda Katolik
Shalat Idul Adha dimulai pukul 10.25 pagi waktu Inggris. Sejak pukul delapan pagi warga Inggris dan juga keturunan India, Pakistan dan Timur Tengah termasuk warga dan diaspora serta pelajar Indonesia yang ada di Inggris, mulai berdatangan ke halaman Colchester.
Pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Essex University Zeqi Yasin, Jumat (31/7) mengatakan melaksanakan Shalat Idul Adha di Colchester adalah pengalaman pertama di Inggris, setelah Shalat Idul Fitri 1441 H yang ditiadakan karena penutupan.
Baca juga: Terapkan protokol, KBRI Warsawa gelar shalat Idul Adha terbatas
Ia mengatakan nuansa Islami terasa meskipun jamaahnya dari berbagai negara. Zeqi merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil program master bidang ekonomi.
“Alhamdulillah, jamaahnya juga sangat kooperatif, jadi acaranya sesuai protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran COVID-19,” ujar Zegi yang mendapat beasiswa LPDP.
Sementara itu diaspora Indonesia, Euis Walter, isteri Clive Walter, mantan Wali Kota Castle Point Borough Council mengaku senang bisa melaksanakan Shalat Idul Adha di Colchester Castle Park untuk kedua kalinya.
Begitupun Lestari yang datang dari Lowestoft, berjarak satu jam setengah ke Colchester mengatakan senang bisa ikut Shalat Idul Adha di Castle Park.
“Sangat terorganisir, 'brother and sister' sangat ramah dan 'helpful' , tempat lebih 'countable' dan bersih bersyukur bisa ikut shalat di sini,” ujar Tarie, Lestari biasa disapa.
Baca juga: Warga Indonesia di Ethiopia shalat Idul Adha di dua tempat terpisah
“Alhamdulilah perjalanan lancar sama sekali tidak ada hambatan sampai tempat parkir,” ujar Tarie menyiapkan lontong sayur untuk makan bersama Euis yang menyiapkan nasi kuning lengkap dengan ayam goreng.
Sementara itu KBRI London bersama dengan KIBAR, PCINU, dan PCIM di Inggris melaksanakan pengajian virtual mengenai hikmah Idul Adha di tengah pandemi COVID-19 yang dilaksanakan pada Kamis (30/7), sehari sebelum pelaksanaan Idul Adha di Inggris.
Acara ini dihadiri tidak saja warga Indonesia di Inggris dan Irlandia tapi juga dari Jepang.
Hananto dari PCIM Jepang yang hadir menyampaikan harapannya agar daging kurban dari Indonesia dapat disesuaikan dengan standar internasional sehingga distribusinya akan lebih luas.
Ia juga berbagi pengalaman mengenai program RendangMU, yaitu daging rendang kaleng, di Jepang yang dimanfaatkan untuk diplomasi kuliner.
Ketua LazisMU PP Muhammadiyah dan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof Hilman Latief memaknai korban adalah kepatuhan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Baca juga: Taiwan merilis lima lokasi Shalat Id, satu khusus bagi WNI
Di masa pandemi, distribusi daging kurban (infak daging, daging kemasan dan korban konvensional) perlu ditingkatkan agar lebih membawa manfaat sosial.
Satu yang saat ini sedang dilakukan adalah daging kemasan yaitu menyimpan daging dalam kemasan untuk program yang lebih sustain untuk ketahanan pangan dan antisipasi dalam menghadapi masa pandemi atau bencana.
H Nizamudin Sadiq, mahasiswa S3 Universitas Southhampton dan pengurus PCINU Inggris, sebagai moderator acara kurban mendekatkan diri kepada Allah dan untuk melihat ketaqwaan kita. Ide-ide baru distribusi daging kurban yang banyak potensi yang dapat dimanfaatkan.
Kuasa Usaha KBRI London, Adam M Tugio mengatakan perlunya masyarakat Indonesia memperhatikan jaga jarak dan protokol kesehatan, karena setelah penutupan dibuka jumlah kasus mulai naik di sejumlah tempat.
Baca juga: Ribuan orang Indonesia melakukan shalat Idul Adha bersama Abdul Somad
Pemerintah Inggris mengupayakan langkah-langkah pengetatan untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang kedua pandemi COVID-19, di antaranya dengan tes PCR di bandara.
Yang paling penting adalah dukungan dari seluruh warga masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah. "Nabi Muhammad memberikan teladan dalam menghadapi penyakit menular. Pengajian ini menarik lagi lebih jauh teladan pada masa Nabi Ibrahim," ujarnya.
Dirjen London Central Mosque, Dr Ahmad Al Dubayan memperhatikan arahan dari pemerintah, pihaknya mengimbau masyarakat untuk melakukan Shalat Idul Adha di rumah masing-masing.
“Kami mengambil langkah yang sulit bersama-sama dengan para pengurus masjid di London untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan untuk tidak mengadakan Shalat Idul Adha berjamaah.
“Kami berharap Idul Adha di tengah cobaan wabah COVID-19 dan berdoa semoga kita dapat kembali ke situasi normal,” ujarnya kepada para muslim di London dan sekitarnya.
Baca juga: Shalat Idul Adha di perbatasan RI-Malaysia dijaga kaum muda Katolik
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: