Kupang (ANTARA News) - Manajer Distrik Merpati Kupang, Agus Londong mengatakan, perusahaani akan berupaya sekuat tenaga memindahkan pesawat Merpati jenis Fokker-100 yang mendarat darurat di Bandara El Tari, Rabu malam (2/12).

Agus membantah pesawat yang mendarat darurat karena roda bagian kiri belakang tidak berfungsi itu, mengalami kerusakan serius pada sayap kiri.

"Tidak ada sayap yang patah, hanya bodi pesawat bagian kiri yang tergores karena bergesekan dengan landasan pacu," kata Agus, yang sejak Rabu malam memimpin evakuasi pesawat menjauh dari landasan pacu.

Dia mengatakan, ujung salah satu sayap pesawat berjarak sekitar lima meter dari ujung landasan pacu, sehingga penerbangan dari dan ke Bandara El Tari terhenti sementara.

ANTARA yang memantau situasi di Bandara El Tari Kupang melaporkan, aparat keamanan dari TNI Angkatan Udara menjaga ketat kompleks bandara.

Badan pesawat, pada Kamis siang mulai tegak, karena upaya manual dengan alat semacam dongkrak dan balok-balok kayu berhasil mengangkat badan pesawat.

Namun, untuk menariknya perlu kendaraan berat seperti traktor dibantu mobil pemadam kebarakan milik PT Angkasa Pura II.

Akibat penutupan bandara, semua penerbangan Merpati, baik keberangkatan maupun kedatangan, tidak bisa beroperasi, termasuk pesawat pembawa rombongan KNKT, Direktur Teknik Merpati dan General Manajer Humas Merpati, yang tertahan di Ende, Pulau Flores.

Rombongan KNKT, kata Agus, bisa tiba di Kupang Kamis petang jika pesawat Merpati itu sudah bisa dipindahkan dari dekat ujung landasan pacu.

Agus menjamin, peristiwa ini musibah, bukan kesengajaan, namun 108 penumpang Merpati yang sudah mengantongi tiket, batal berangkat karena bandara masih ditutup untuk semua penerbangan. (*)