Karsa Institute-Care bantu alat tangkap buat nelayan korban bencana
31 Juli 2020 00:49 WIB
Wakil Bupati Donggala Moh Yasin (ketiga kanan) didampingi Program Manager CARE Indonesia Sulteng Hilda Rumambi menggunting pita pada acara penyerahan perahu kepada warga terdampak bencana alam gempa bumi, di Desa Tanjung Padang, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Kamis (30/7/2020). (ANTARA/HO-CARE).
Donggala, Sulteng (ANTARA) - Karsa Intitute dan CARE Indonesia bersama Mafolux menyerahkan bantuan sebanyak 24 perahu bermesin tempel dan peralatan tangkap ikan kepada warga terdampak bencana alam, di Tanjung Padang, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Ketua Perkumpulan Karsa Intitute Rahmat Saleh, di Donggala, Kamis, mengatakan penyerahan puluhan perahu tersebut merupakan program pemulihan mata pencaharian atau 'livelihood' bagi masyarakat terdampak bencana gempa bumi tahun 2018.
“Pemulihan livelihood adalah hak masyarakat terdampak bencana, dan itu merupakan kewajiban pemerintah untuk memenuhinya sesuai mandat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Kebencanaan,” katanya.
Ia mengatakan program pemulihan livelihood ini kerja sama Karsa Institute dan CARE Indonesia yang berlangsung sejak Maret 2020 di Desa Lonca dan Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi dan Desa Tanjung Padang, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.
“Program ini berlangsung selama enam bulan untuk 160 kepala keluarga penerima manfaat dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan UMKM,” ujarnya pula.
Rahmat juga menyampaikan apresiasi kepada CARE Indonesia, Mofalux dan Pemkab Donggala yang telah bekerja sama mendukung program pemulihan penghidupan melalui bantuan perikanan dan UMKM.
Program Manager CARE Indonesia di Sulteng Hilda Rumambi mengatakan bantuan yang diserahkan kepada nelayan tersebut bisa bermanfaat untuk membantu pemulihan masyarakat pascabencana alam 2018.
Hilda mengatakan program livelihood yang dimotori Karsa Institute dan CARE Indonesia, selain membantu perahu, juga telah menyalurkan bantuan ternak sapi kepada 10 kepala keluarga di Desa Namo, serta 80 ekor ternak babi kepada warga terdampak bencana di Desa Lonca, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.
Ia menambahkan program livelihood juga menyasar bidang pertanian, perikanan, dan UMKM di Desa Lonca, Namo dan Desa Tanjung Padang.
“Kami berharap kelompok usaha ini didampingi Dinas UMKM agar bisa tetap berjalan, sehingga lebih banyak yang merasakan manfaatnya,” katanya pula.
Baca juga: ARKOM bantu Pemkab Donggala relokasi penyintas bencana secara mandiri
Hilda mengatakan selain memberi bantuan, pihaknya juga melatih penerima manfaat melalui workshop dan bimbingan teknis, bekerja sama dengan instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Sigi dan Donggala.
Wakil Bupati Donggala Moh Yasin dalam sambutannya saat penyerahan perahu kepada warga setempat, mengapresiasi kepedulian Karsa Institute bersama Care Indonesia dan Mafalux yang telah membantu para nelayan korban bencana alam di.wilayah itu.
“Selaku pemerintah, kami siap mendukung Desa Tanjung Padang melalui program bukan hanya untuk perikanan tangkap, tapi juga program budi daya udang vanamei dan kelompok nelayan akan jadikan embrio sekaligus motivasi bagi lahirnya kelompok-kelompok lain,” katanya.
Yasin juga berharap program pemulihan livelihood bagi warga Tanjung Padang itu bisa berkelanjutan manfaatnya, karena mendapat dukungan dari pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada Karsa dan CARE Indonesia yang sudah bekerja membantu kerja-kerja pemerintah. Bantuan dan pendampingan ini kami harapkan berkelanjutan dan bukan hanya didukung oleh kelompok penerima manfaat, tapi oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk Kepala Desa, BPD dan Camat,” katanya lagi.
Baca juga: Rekonstruksi jalan terdampak bencana 2018 di Sulteng selesai 2021
Ketua Perkumpulan Karsa Intitute Rahmat Saleh, di Donggala, Kamis, mengatakan penyerahan puluhan perahu tersebut merupakan program pemulihan mata pencaharian atau 'livelihood' bagi masyarakat terdampak bencana gempa bumi tahun 2018.
“Pemulihan livelihood adalah hak masyarakat terdampak bencana, dan itu merupakan kewajiban pemerintah untuk memenuhinya sesuai mandat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Kebencanaan,” katanya.
Ia mengatakan program pemulihan livelihood ini kerja sama Karsa Institute dan CARE Indonesia yang berlangsung sejak Maret 2020 di Desa Lonca dan Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi dan Desa Tanjung Padang, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.
“Program ini berlangsung selama enam bulan untuk 160 kepala keluarga penerima manfaat dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan UMKM,” ujarnya pula.
Rahmat juga menyampaikan apresiasi kepada CARE Indonesia, Mofalux dan Pemkab Donggala yang telah bekerja sama mendukung program pemulihan penghidupan melalui bantuan perikanan dan UMKM.
Program Manager CARE Indonesia di Sulteng Hilda Rumambi mengatakan bantuan yang diserahkan kepada nelayan tersebut bisa bermanfaat untuk membantu pemulihan masyarakat pascabencana alam 2018.
Hilda mengatakan program livelihood yang dimotori Karsa Institute dan CARE Indonesia, selain membantu perahu, juga telah menyalurkan bantuan ternak sapi kepada 10 kepala keluarga di Desa Namo, serta 80 ekor ternak babi kepada warga terdampak bencana di Desa Lonca, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.
Ia menambahkan program livelihood juga menyasar bidang pertanian, perikanan, dan UMKM di Desa Lonca, Namo dan Desa Tanjung Padang.
“Kami berharap kelompok usaha ini didampingi Dinas UMKM agar bisa tetap berjalan, sehingga lebih banyak yang merasakan manfaatnya,” katanya pula.
Baca juga: ARKOM bantu Pemkab Donggala relokasi penyintas bencana secara mandiri
Hilda mengatakan selain memberi bantuan, pihaknya juga melatih penerima manfaat melalui workshop dan bimbingan teknis, bekerja sama dengan instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Sigi dan Donggala.
Wakil Bupati Donggala Moh Yasin dalam sambutannya saat penyerahan perahu kepada warga setempat, mengapresiasi kepedulian Karsa Institute bersama Care Indonesia dan Mafalux yang telah membantu para nelayan korban bencana alam di.wilayah itu.
“Selaku pemerintah, kami siap mendukung Desa Tanjung Padang melalui program bukan hanya untuk perikanan tangkap, tapi juga program budi daya udang vanamei dan kelompok nelayan akan jadikan embrio sekaligus motivasi bagi lahirnya kelompok-kelompok lain,” katanya.
Yasin juga berharap program pemulihan livelihood bagi warga Tanjung Padang itu bisa berkelanjutan manfaatnya, karena mendapat dukungan dari pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada Karsa dan CARE Indonesia yang sudah bekerja membantu kerja-kerja pemerintah. Bantuan dan pendampingan ini kami harapkan berkelanjutan dan bukan hanya didukung oleh kelompok penerima manfaat, tapi oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk Kepala Desa, BPD dan Camat,” katanya lagi.
Baca juga: Rekonstruksi jalan terdampak bencana 2018 di Sulteng selesai 2021
Pewarta: Laode Masrafi/Sulapto Sali
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: