Jakarta,(ANTARA News) - Industri pariwisata DKI Jakarta masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan industri pariwisata di luar negeri seperti Kuala Lumpur (Malaysia), Sidney (Australia), atau Bangkok (Thailand).

"Umumnya industri pariwisata di DKI Jakarta relatif masih kurang berorientasi pada pasar sehingga kurang memiliki daya saing," kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Agus Samiadji di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, industri pariwisata yang perlu ditingkatkan daya saingnya adalah sektor Biro Perjalanan Wisata (BPW).

Dikatakannya, dari 1.800 BPW yang terdapat di DKI, baru sekitar separuhnya yang memiliki posisi tawar bagus dengan mitranya, baik di dalam maupun luar negeri.

Pemprov DKI sangat berkepentingan untuk mendorong kemajuan BPW. Salah satunya dengan mengundang para pengusaha BPW dalam kegiatan Investor Gathering.

Agus menyebutkan, dalam upaya membantu meningkatkan daya saing para pengusaha industri BPW, Pemprov DKI melakukan berbagai pembinaan di antaranya dalam bidang teknis, pemberian Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP), Izin Sementara Usaha Pariwisata (ISUP) dan daftar ulang, pengendalian dan pengawasan, pemberian penghargaan sekaligus memberikan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran.

"Selain itu, memfasilitasi para pengusaha biro untuk melakukan promosi, baik di dalam maupun di luar negeri," katanya.

Salah satu bukti Pemprov DKI membantu BPW adalah dengan memfasilitasi BPW untuk meraih pelanggan melalui kegiatan "roadshow". Terakhir "roadshow" ke negara Eropa Timur, yakni Rusia pada pertengahan November 2009.

"Ketika itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mengikutsertakan beberapa BPW asal Jakarta untuk berpromosi," ujarnya.(*)