Nusa Dua, (ANTARA News) - Indonesia berkomitmen membangun industri minyak kelapa sawit mentah (CPO) secara berkelanjutan dalam jangka panjang mengingat potensi lahan untuk membangun perkebunan sawit masih sangat besar mencapai 18 juta hektare.

"Membangun industri CPO secara berkelanjutan bukan merupakan pilihan, tapi keharusan," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa pada pembukaan "Indonesia Palm Oil Conference & Price Outlook 2010," di Nusa Dua, Bali, Selasa.

Ia mengatakan dalam membangun industri CPO, pemerintah telah membuat sejumlah peraturan yang mengharuskan para pelaku usaha melakukan kajian secara terintegrasi dampak pembangunan industri CPO tersebut secara sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.

"Ketiga aspek tersebut teritegrasi ketika membangun industri sawit, bagaimana membangun industri tersebut secara berkelanjutan," ujarnya.

Apalagi Indonesia, lanjut dia, juga berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon dunia sampai 26 persen dan peranan Indonesia dari penurunan emisi karbon tersebut diharapkan bisa mencapai 15 persen.

"Konsep-konsep itu menjadi perhatian pemerintah. Tidak ada membangun dengan merusak," katanya.

Ia menekankan industri CPO sangat penting bagi Indonesia karena memiliki peranan penting dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran dan pemerintah ingin mengarahkan pembangunan industri CPO dari hulu sampai hilir.

Ditambahkan Menteri Pertanian Suswono, Indonesia memiliki potensi lahan perkebunan sawit mencapai 18 juta hektare. Saat ini total ijin perkebunan sawit yang telah dikeluarkan pemerintah, kata dia mencapai 7,9 juta hektare, namun baru 8,7 hektare yang dipergunakan.

"Ada 1,8 juta hektare lahan yang belum dimanfaatkan ijinnya," ujar Suswono.(*)