Indramayu (ANTARA) - Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menerima hibah satu unit mobil laboratorium untuk uji sampel Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hibah mobil itu diharapkan dapat mempercepat tes usap yang diharapkan bisa memenuhi target tes usap sebanyak satu persen dari jumlah penduduk.

"Dengan adanya hibah dari BNPB, kini kita mempunyai kendaraan laboratorium dan bisa lebih cepat mengetahui hasil pemeriksaan COVID-19," kata Plt Bupati Indramayu Taufik Hidayat di Indramayu, Kamis.

Baca juga: Indramayu perbolehkan seniman gelar pertunjukan lagi

Taufik mengatakan dengan adanya mobil laboratorium PCR ini maka proses uji laboratorium terhadap sampel tes usap tidak harus menunggu lama.

Karena hasilnya, kata Taufik, bisa dikeluarkan pada hari itu juga sehingga membantu proses pelacakan dan lainnya serta bisa mencegah penyebaran lebih parah.

Baca juga: Ada tambahan empat, positif COVID-19 di Indramayu-Jabar naik 44 orang

"Sebelumnya sampel tes usap ini kita kirimkan ke Labkesda Provinsi Jawa Barat dan kita harus menunggu 2 sampai 3 minggu. Namun kini dengan kita mempunyai kendaraan laboratorium ini bisa lebih cepat diketahui hasilnya," ujarnya.

Taufik menambahkan kendaraan laboratorium PCR ini mampu untuk melakukan uji sampel tes usap sebanyak 300 orang atau sampel per hari.

Dengan demikian target untuk melakukan sampel sebanyak 18.500 orang atau satu persen dari jumlah penduduk Indramayu yang mencapai 1,8 juta orang diyakini akan tercapai.

Baca juga: Indramayu targetkan 2.300 warga jalani tes usap COVID-19

Dia menuturkan kendaraan tersebut akan mulai dioperasikan pada Senin (3/8) mendatang dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada para petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.

"Insya Allah hari Senin kita operasikan dan sekarang kita sedang melatih dan persiapkan para petugasnya. Kendaraan ini sebagai upaya kita untuk mempercepat deteksi terhadap penyebaranCOVID-19 di Kabupaten Indramayu," katanya.

Baca juga: Indonesia-Swiss bermitra tanggulangi bencana