Menkominfo: Pusat data nasional terkait bangsa dan negara
29 Juli 2020 23:00 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate (kanan) mendengarkan pemaparan Walikota Bitung, Maximilaan J. Lomban (kiri) pada kunjungannya di lokasi pembangunan pusat data nasional di Kecamatan Ranowulu, Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (28/7/2020). ANTARA/Adwit B Pramono/am.
Manado (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate mengatakan, pusat data nasional berkaitan dengan data bangsa dan negara saat sekarang dan potensi di masa depan.
Karena sekarang yang menguasai data melalui artificial intelligence, melalui big data, melalui semua program algoritma bisa meramal satu bangsa akan berada di mana di tahun tahun kemudian.
"Apabila data tidak dikelola baik, kita sendiri tidak tahu masa depan kita akan ada di mana," sebut Menteri Johnny di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu.
Menteri melanjutkan, apabila data tidak dikelola baik, bisa berpindah tangan lintas negara akibatnya data bisa dikuasai bangsa-bangsa lain.
"Mereka bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan bangsa kita di masa datang. Data menjadi sangat strategis, maka pusat datanya pun harus memenuhi syarat-syarat strategis," katanya.
Syarat-syarat tersebut, menurut Menteri yaitu tersedianya lahan yang memadai dengan semua syarat-syarat geologi.
Kedua, memiliki infrastruktur penunjang utama pergelaran kabel fiber optik, tersedianya power suplai memadai dan terhubung dengan satu atau dua sumber.
Selanjutnya ketiga, adalah aksesibilitas transportasi.
"Karena satu data pusat sangat strategis, maka aksesibilitas harus baik," ujarnya.
Misalnya dalam satu keadaan luar biasa maka baik sistem keamanan ring paling luar (military base terjaga, kamtibmas terjaga) dan sistem keamanan paling dalam juga berlapis (sistem sekuriti termasuk manpower).
"Karena data sangat strategis, data terkait masa depan bangsa dan negara, nah dalam rangka mengambil kebijakan menempatkan lokasi data tidak hanya terkait dengan ketersediaan lahan, tapi aspek-aspek lain juga menjadi perhatian," katanya.
Karena sekarang yang menguasai data melalui artificial intelligence, melalui big data, melalui semua program algoritma bisa meramal satu bangsa akan berada di mana di tahun tahun kemudian.
"Apabila data tidak dikelola baik, kita sendiri tidak tahu masa depan kita akan ada di mana," sebut Menteri Johnny di Bitung, Sulawesi Utara, Rabu.
Menteri melanjutkan, apabila data tidak dikelola baik, bisa berpindah tangan lintas negara akibatnya data bisa dikuasai bangsa-bangsa lain.
"Mereka bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan bangsa kita di masa datang. Data menjadi sangat strategis, maka pusat datanya pun harus memenuhi syarat-syarat strategis," katanya.
Syarat-syarat tersebut, menurut Menteri yaitu tersedianya lahan yang memadai dengan semua syarat-syarat geologi.
Kedua, memiliki infrastruktur penunjang utama pergelaran kabel fiber optik, tersedianya power suplai memadai dan terhubung dengan satu atau dua sumber.
Selanjutnya ketiga, adalah aksesibilitas transportasi.
"Karena satu data pusat sangat strategis, maka aksesibilitas harus baik," ujarnya.
Misalnya dalam satu keadaan luar biasa maka baik sistem keamanan ring paling luar (military base terjaga, kamtibmas terjaga) dan sistem keamanan paling dalam juga berlapis (sistem sekuriti termasuk manpower).
"Karena data sangat strategis, data terkait masa depan bangsa dan negara, nah dalam rangka mengambil kebijakan menempatkan lokasi data tidak hanya terkait dengan ketersediaan lahan, tapi aspek-aspek lain juga menjadi perhatian," katanya.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: