11 ibu hamil di Surabaya terkonfirmasi positif COVID-19
29 Juli 2020 19:28 WIB
Ratusan ibu hamil dengan usia kehamilan 37 minggu mengikuti swab test atau tes usap COVID-19 gratis yang digelar oleh Pemerintah Kota Surabaya di Gelora Pancasila, Kota Surabaya, Selasa (21/7/2020). ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya
Surabaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut ada 11 ibu hamil di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil swab test atau tes usap.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachamanita di Surabaya, Rabu, mengatakan berdasarkan data sementara, dari 187 ibu hamil yang sudah dites usap, sebanyak 50 orang sudah keluar hasilnya dan sisanya masih belum.
"Dari 50 orang ibu hamil yang hasilnya sudah keluar itu, ada sebanyak 11 ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dan 39 ibu hamil lainnya negatif," katanya.
Menurut dia, untuk ibu hamil yang hasil swabnya positif langsung diminta untuk melakukan isolasi di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.
Baca juga: Risma minta pasien COVID-19 di perumahan elit Surabaya isolasi diri
Baca juga: Setiap hari puluhan pasien COVID-19 sembuh di Surabaya
Selama berada di Asrama Haji, lanjut dia, ibu hamil akan terpantau terus oleh dokter obgyn atau dokter kandungan. Hal ini dilakukan karena Dinkes Surabaya tidak berani memberikan obat tanpa sepengetahuan dokter obgyn.
"Setiap satu minggu sekali dokter datang untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Tidak hanya itu, Febria menegaskan selama karantina, para ibu hamil dengan usia kehamilan 37 minggu itu akan dikelompokkan dengan sesama ibu hamil dalam satu kamar. Sehingga di situlah para ibu hamil dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
"Jadi sekitar ada empat kamar yang sudah terisi untuk ibu hamil. Untuk keluarga mereka kami langsung swab juga," katanya.
Baca juga: Satpol PP: 95 persen warga Surabaya taat memakai masker
Baca juga: Pasar induk sayur di Keputran Utara Surabaya dibuka kembali
Bahkan, Febria menyebut menjelang melahirkan atau ketika sudah melewati masa karantina 14 hari, ibu hamil tersebut akan dites swab kembali dengan tujuan selain untuk memastikan kesembuhan, juga untuk merujuk dimana kah ibu hamil itu melahirkan.
"Kita punya namanya bidan kelurahan yang mendampingi dari awal ibu hamil sampai dengan proses persalinan. Kemarin saat swab beliau ikut mendampingi juga supaya mengarahkan kalau pasien sudah negatif bisa melahirkan dimana pun. Kalau belum akan dirujuk ke rumah sakit khusus," ujarnya.
Sementara itu, kata dia, bagi ibu hamil yang saat ini tengah menunggu hasil swab, Febria meminta agar melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Ia juga berpesan agar ibu hamil diminta untuk tidak stres dan menjaga imunitas tubuhnya.
"Tetap menjaga imun tubuhnya dan bahagia itu kuncinya," katanya.
Baca juga: Hasil tes cepat, 47 pedagang di Pasar Pabean Surabaya reaktif
Baca juga: Perawat RSUA Surabaya meninggal dunia akibat COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachamanita di Surabaya, Rabu, mengatakan berdasarkan data sementara, dari 187 ibu hamil yang sudah dites usap, sebanyak 50 orang sudah keluar hasilnya dan sisanya masih belum.
"Dari 50 orang ibu hamil yang hasilnya sudah keluar itu, ada sebanyak 11 ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dan 39 ibu hamil lainnya negatif," katanya.
Menurut dia, untuk ibu hamil yang hasil swabnya positif langsung diminta untuk melakukan isolasi di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya.
Baca juga: Risma minta pasien COVID-19 di perumahan elit Surabaya isolasi diri
Baca juga: Setiap hari puluhan pasien COVID-19 sembuh di Surabaya
Selama berada di Asrama Haji, lanjut dia, ibu hamil akan terpantau terus oleh dokter obgyn atau dokter kandungan. Hal ini dilakukan karena Dinkes Surabaya tidak berani memberikan obat tanpa sepengetahuan dokter obgyn.
"Setiap satu minggu sekali dokter datang untuk melakukan pemeriksaan," ujarnya.
Tidak hanya itu, Febria menegaskan selama karantina, para ibu hamil dengan usia kehamilan 37 minggu itu akan dikelompokkan dengan sesama ibu hamil dalam satu kamar. Sehingga di situlah para ibu hamil dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
"Jadi sekitar ada empat kamar yang sudah terisi untuk ibu hamil. Untuk keluarga mereka kami langsung swab juga," katanya.
Baca juga: Satpol PP: 95 persen warga Surabaya taat memakai masker
Baca juga: Pasar induk sayur di Keputran Utara Surabaya dibuka kembali
Bahkan, Febria menyebut menjelang melahirkan atau ketika sudah melewati masa karantina 14 hari, ibu hamil tersebut akan dites swab kembali dengan tujuan selain untuk memastikan kesembuhan, juga untuk merujuk dimana kah ibu hamil itu melahirkan.
"Kita punya namanya bidan kelurahan yang mendampingi dari awal ibu hamil sampai dengan proses persalinan. Kemarin saat swab beliau ikut mendampingi juga supaya mengarahkan kalau pasien sudah negatif bisa melahirkan dimana pun. Kalau belum akan dirujuk ke rumah sakit khusus," ujarnya.
Sementara itu, kata dia, bagi ibu hamil yang saat ini tengah menunggu hasil swab, Febria meminta agar melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Ia juga berpesan agar ibu hamil diminta untuk tidak stres dan menjaga imunitas tubuhnya.
"Tetap menjaga imun tubuhnya dan bahagia itu kuncinya," katanya.
Baca juga: Hasil tes cepat, 47 pedagang di Pasar Pabean Surabaya reaktif
Baca juga: Perawat RSUA Surabaya meninggal dunia akibat COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: