Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara meminta pelaku usaha di sektor perumahan melakukan berbagai terobosan baru dengan memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Suahasil meyakini kolaborasi entitas keuangan dan perumahan dapat menggerakkan ekonomi nasional karena pengembangannya memiliki multiplier effect kepada industri lainnya.

“Sektor perumahan perlu terus melakukan terobosan dan instrumen baru karena sektor ini punya multiplier effect ke 170 industri lainnya,” katanya dalam Webinar bertajuk Sinergi untuk Percepatan Pemulihan Sektor Perumahan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Iklim properti diperkirakan kembali bergairah

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko D. Heripoerwanto menjelaskan pihaknya telah menggelontorkan berbagai skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi.

Skema tersebut terdiri dari Subsidi Selisih Bunga (SSB), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

Stimulus ini diberikan untuk menggarap angka backlog perumahan di Indonesia sekaligus mengakselerasi program pemulihan ekonomi nasional.

“Kami meyakini langkah strategis itu akan mempercepat pemulihan sektor perumahan yang juga akan berpengaruh pada ekonomi nasional,” ujarnya.

Baca juga: Program Tapera berikan masyarakat kesempatan memiliki hunian layak

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala Nugraha Mansury mengatakan adanya stimulus pemerintah mulai dari aturan hingga penempatan dana negara menjadi angin segar bagi sektor perumahan.

Pahala mengaku BTN telah menerima penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp5 triliun pada Juni lalu dan diperkirakan terserap habis pada akhir Juli 2020.

“Kami meyakini perseroan bisa menyalurkan total kredit sebesar Rp15 triliun dari dana negara tersebut sebelum akhir September 2020,” katanya.

Baca juga: Kementerian PUPR dukung inovasi anak bangsa dalam pembangunan rumah

Menurutnya, sektor perumahan di Indonesia masih memberikan kontribusi sebesar 2,77 persen terhadap PDB sehingga sangat jauh di bawah kontribusi properti di negara kawasan Asean lainnya yang berkisar 8 persen sampai 23 persen.

“Kami berkomitmen akan terus mendukung pengembangan sektor perumahan. Apalagi di masa pandemi ini rumah menjadi tempat berlindung paling aman bagi masyarakat Indonesia,” katanya.