Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) merevisi target pertumbuhan kredit 2010 menjadi 15 hingga 17 persen, turun dari yang diperkirakan sebelumnya yakni diatas 20 persen.
"Pertumbuhan kredit pada 2010 akan lebih baik dibanding 2009, namun tidak akan setinggi pada 2008 yang diperkirakan 11 hingga 17 persen," kata Pejabat Gubernur BI Darmin Nasution dalam Seminar Prospek Industri Keuangan dan Perbankan Tahun 2010 yang dibacakan oleh Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Halim Alamsyah di Jakarta, Senin.
Menurut Darmin, target pertumbuhan ini juga didasarkan pada lambatnya pertumbuhan kredit pada 2009 yang diperkirakan hanya 5-7 persen.
Ia mengungkapkan bahwa sampai dengan November 2009 kredit perbankan nasional kembali menurun menjadi 5,6 persen (year to date) dibandingkan dengan Oktober sebesar 6 persen.
Pada 2009 pertumbuhan kredit memang stagnan akibat krisis global yang mengakibatkan permintaan kredit perdagangan menurun, tetapi dari sisi permintaan kredit sektor telekomunikasi, infrastruktur dan pertanian masih tinggi, kata Darmin.
Likuiditas perbankan pada tahun ini masih cukup baik, karena dari sisi Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat pada September 2009 sebesar 17 persen dan meningkat pada November menjadi 17,7 persen.
Pada tahun depan, BI dalam kebijakannya akan tetap mempertahankan dan mengarahkan perbankan nasional untuk meningkatkan efisiensi, serta mendorong fungsi intermediasi bank.
BI memaparkan tantangan industri perbankan ke depan akan lebih berat seiring dengan pemulihan ekonomi global.
Sedangkan C Harinowo (Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk), salah satu pembicara seminar, mengatakan perbankan 2010 memiliki prospek yang bagus karena ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan sebesar 5,5 persen.
Sementara Ketua Persatuan Perbankan Indonesia (Perbanas) Sigit Pramono, mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,5 persen ini membutuhkan investasi sekitar Rp300 triliun. "Target pertumbuhan ekonomi ini sektor perbankan dapat membantu sekitar 22 persen," kata Sigit.
Namun, lanjut Sigit, sektor pendukung seperti kepastian hukum dan kebijakan yang menunjang sektor riil juga harus diperhatikan, sehingga target pertumbuhan kredit tersebut bisa dicapai.
(*)
BI Revisi Pertumbuhan Kredit Jadi 15-17 Persen
30 November 2009 17:17 WIB
(ANTARA/Grafis)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: