Presiden Hadiri Perayaan 10 Tahun Komnas Perempuan
30 November 2009 09:49 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah), Ibu Negara Ani Yudhoyono (2 kanan), Presiden RI ke-3 B.J. Habibie (2 kiri), Ibu Ainun Habibie (kanan) dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menghadiri pembukaan acara perayaan 10 tahun Komnas Perempuan di Jakarta, Senin (30/11). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta,(ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono di Jakarta, Senin, menghadiri perayaan sepuluh tahun keberadaan Komisi Nasional (Komnas) Perempuan.
Dalam acara yang dimulai pukul 09.30 WIB di Auditorium Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT) itu, Presiden sekaligus menerima laporan Komnas Perempuan tentang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam empat dasawarsa sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Perayaan 10 tahun Komnas Perempuan bertema "Kita Bersikap: Empat Dasawarsa Kekerasan terhadap Perempuan dalam Perjalanan Bangsa."
Dalam acara tersebut, hadir puluhan perempuan korban kekerasan dari berbagai situasi konflik di Indonesia yang berlangsung selama lebih empat dekade, antara lain perempuan korban peristiwa 1965, konflik di Aceh, Papua, Maluku, Poso, kerusuhan Mei 1998, serta perempuan korban serangan terhadap Jamaah Ahmadiyah.
Selain itu, juga hadir sejumlah perempuan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari 14 negara di Asia, serta perwakilan dari Komisi Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.
Komnas Perempuan dalam sepuluh tahun perayaan keberadaannya ingin menegaskan kembali komitmen negara dan bangsa Indonesia untuk memenuhi hak-hak perempuan korban kekerasan dan pemajuan kepemimpinan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua Komnas Perempuan Kamala Chandrakirana berharap, kehadiran Kepala Negara dalam perayaan tersebut dapat mengajak setiap elemen bangsa untuk memberikan kesempatan bicara yang seluas-luasnya kepada para perempuan korban agar mereka dapat terbebas dari segala bentuk kekerasan.
Pemerintah juga diharapkan dapat melengkapi penulisan dan pengajaran sejarah Indonesia sesuai temuan-temuan mutakhir tentang kepemimpinan perempuan serta pengalaman kekerasan terhadap perempuan dalam perjalanan bangsa Indonesia.(*)
Dalam acara yang dimulai pukul 09.30 WIB di Auditorium Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT) itu, Presiden sekaligus menerima laporan Komnas Perempuan tentang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam empat dasawarsa sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Perayaan 10 tahun Komnas Perempuan bertema "Kita Bersikap: Empat Dasawarsa Kekerasan terhadap Perempuan dalam Perjalanan Bangsa."
Dalam acara tersebut, hadir puluhan perempuan korban kekerasan dari berbagai situasi konflik di Indonesia yang berlangsung selama lebih empat dekade, antara lain perempuan korban peristiwa 1965, konflik di Aceh, Papua, Maluku, Poso, kerusuhan Mei 1998, serta perempuan korban serangan terhadap Jamaah Ahmadiyah.
Selain itu, juga hadir sejumlah perempuan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari 14 negara di Asia, serta perwakilan dari Komisi Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.
Komnas Perempuan dalam sepuluh tahun perayaan keberadaannya ingin menegaskan kembali komitmen negara dan bangsa Indonesia untuk memenuhi hak-hak perempuan korban kekerasan dan pemajuan kepemimpinan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua Komnas Perempuan Kamala Chandrakirana berharap, kehadiran Kepala Negara dalam perayaan tersebut dapat mengajak setiap elemen bangsa untuk memberikan kesempatan bicara yang seluas-luasnya kepada para perempuan korban agar mereka dapat terbebas dari segala bentuk kekerasan.
Pemerintah juga diharapkan dapat melengkapi penulisan dan pengajaran sejarah Indonesia sesuai temuan-temuan mutakhir tentang kepemimpinan perempuan serta pengalaman kekerasan terhadap perempuan dalam perjalanan bangsa Indonesia.(*)
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Tags: