Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung inovasi pembangunan rumah dengan teknologi Prima Wall System yang dikembangkan perusahaan Indonesia dan memiliki keunggulan dalam kepraktisan namun tetap kokoh.

"Sistem Prima Wall System (PWS) merupakan karya anak bangsa yang perlu diapresiasi dan dikembangkan," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, saat melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pembangunan rumah dengan menggunakan PWS, di Cinere, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/7).

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Direktur PT. Prima Graha Bangun Tunggal, Joseph Adian Chandra selaku pengembang sistem PWS, Direktur Rumah Khusus, Jhony F Subrata, serta Direktur Rumah Umum dan Komersial, M Hidayat

Khalawi menerangkan sistem PWS merupakan inovasi dalam pembangunan perumahan yang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan proses pengerjaan hunian yang efisien.

Apalagi, lanjut Dirjen Perumahan Kementerian PUPR itu, kebutuhan rumah masyarakat Indonesia masih cukup tinggi dan diperlukan inovasi untuk menyukseskan Program Sejuta Rumah.

Kementerian PUPR, imbuhnya, juga berharap sistem ini dapat terus dikembangkan dan digunakan bahkan di ekspor, karena ini menyangkut industri turunannya terutama pada masa pandemi COVID-19 ini yang dinilai pasti akan banyak menyerap banyak tenaga kerja dalam produksinya.

"Inovasi pembangunan perumahan tersebut juga dapat digunakan sebagai alternatif bagi para pengembang dalam membangun rumah bagi masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, Direktur PT. Prima Graha Bangun Tunggal, Joseph Adian Chandra selaku pengembang sistem PWS menjelaskan mekanisme pembangunan rumah dengan sistem PWS tersebut telah diuji secara 2D dan hasilnya baik, tidak retak, goyang, maupun miring.

"Pembangunan hunian dengan sistem PWS relatif cepat yakni sekitar 20 hari untuk membangun rumah tipe 35. Sedangkan anggarannya membutuhkan biaya Rp 99 juta," ucap Joseph.

Menurut dia, biaya pembangunan dengan sistem PWS terbilang cukup bersaing. Pihaknya juga optimis sistem PWS ini akan jadi pilihan dan alternatif bagi para pengembang untuk membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Saat ini mungkin ada produk serupa dari luar negeri yang menggunakan sistem seperti ini. Tapi apabila ada produk bangunan rumah dengan sistem PWS dari dalam negeri ini mengapa kita sendiri tidak menggunakannya. Tentu dampaknya akan positif bagi perekonomian di sektor properti," katanya.

Baca juga: Anggota Komisi VI DPR dorong pelaku usaha konstruksi berinovasi
Baca juga: PUPR alokasikan anggaran pembangunan perumahan Rp8,48 triliun
Baca juga: PUPR identifikasi lahan pemerintah untuk bangun perumahan MBR-ASN