Cegah korupsi, peneliti usulkan BLT diberi via rekening bank penerima
27 Juli 2020 16:35 WIB
Ilustrasi: Keuchik Gampong Alue Buya, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara Muhamad Sufli menyerahkan bantuan langsung tunai dari dana desa (BLT- DD) tahap III secara simbolis kepada keluarga penerima manfaat (KPM) terdampak COVID-19 di gampong setempat, Jumat (17/7) (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat dapat membantu penguatan kinerja konsumsi rumah tangga.
Pingkan dalam pernyataan di Jakarta, Senin, menyatakan penguatan konsumsi rumah tangga ini dapat membantu daya tahan perekonomian nasional dalam menghadapi ancaman resesi.
"Melihat perkembangan perekonomian saat ini memang betul, konsumsi perlu terus digerakkan setidaknya untuk meminimalisir dampak dari peluang resesi yang ada," ujarnya.
Baca juga: Ramalan resesi dan strategi mengejar pemulihan ekonomi
Menurut dia, pemberian BLT juga dapat mencegah adanya penambahan jumlah penduduk miskin yang berpotensi meningkat dalam situasi terjadinya disrupsi seperti saat ini.
Untuk itu, Pingkan mengharapkan adanya pembenahaan pendataan penerima dan tahapan pelaporan dari penyaluran bantuan sosial ini agar kejanggalan distribusi dapat diminimalisir.
Salah satunya melalui penyaluran BLT secara non-tunai langsung kepada rekening penerima untuk menekan terjadinya korupsi dan koordinasi yang kurang efektif antara pusat dan daerah.
Baca juga: Bank Dunia sebut ekonomi Indonesia mulai pulih pada Agustus 2020
"Untuk opsi penyaluran melalui rekening agar cashless saya rasa cara yang baik, namun perlu diperhatikan bank mana saja yang dapat melakukannya serta harus dikomunikasikan jauh-jauh hari kepada masyarakat," ujarnya.
Dengan upaya tersebut, ia menyakini kinerja konsumsi rumah tangga dapat terjaga dan potensi terjadinya perlambatan ekonomi akibat pandemi dapat berkurang.
Baca juga: BI perkirakan pertumbuhan ekonomi minus 4 persen pada triwulan II 2020
Baca juga: Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 alami tekanan
Pingkan dalam pernyataan di Jakarta, Senin, menyatakan penguatan konsumsi rumah tangga ini dapat membantu daya tahan perekonomian nasional dalam menghadapi ancaman resesi.
"Melihat perkembangan perekonomian saat ini memang betul, konsumsi perlu terus digerakkan setidaknya untuk meminimalisir dampak dari peluang resesi yang ada," ujarnya.
Baca juga: Ramalan resesi dan strategi mengejar pemulihan ekonomi
Menurut dia, pemberian BLT juga dapat mencegah adanya penambahan jumlah penduduk miskin yang berpotensi meningkat dalam situasi terjadinya disrupsi seperti saat ini.
Untuk itu, Pingkan mengharapkan adanya pembenahaan pendataan penerima dan tahapan pelaporan dari penyaluran bantuan sosial ini agar kejanggalan distribusi dapat diminimalisir.
Salah satunya melalui penyaluran BLT secara non-tunai langsung kepada rekening penerima untuk menekan terjadinya korupsi dan koordinasi yang kurang efektif antara pusat dan daerah.
Baca juga: Bank Dunia sebut ekonomi Indonesia mulai pulih pada Agustus 2020
"Untuk opsi penyaluran melalui rekening agar cashless saya rasa cara yang baik, namun perlu diperhatikan bank mana saja yang dapat melakukannya serta harus dikomunikasikan jauh-jauh hari kepada masyarakat," ujarnya.
Dengan upaya tersebut, ia menyakini kinerja konsumsi rumah tangga dapat terjaga dan potensi terjadinya perlambatan ekonomi akibat pandemi dapat berkurang.
Baca juga: BI perkirakan pertumbuhan ekonomi minus 4 persen pada triwulan II 2020
Baca juga: Menkeu perkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 alami tekanan
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: