Doni Monardo minta warga saling ingatkan pada protokol kesehatan
27 Juli 2020 14:59 WIB
Kepala BNPB selaku Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (kanan) berbincang dengan salah satu anggota DPR saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj/aa.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta masyarakat saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, agar dapat menghentikan penambahan kasus positif COVID-19 yang terus terjadi.
“Dalam beberapa pekan terakhir angka kasus positif rata-rata 1000 kasus per hari bahkan bisa lebih dari 2000 kasus. Inilah pentingnya kita semua saling mengingatkan bahwa tidak cukup disiplin sendiri, tanggung jawab kita mengajak yang lain untuk disiplin,” kata Doni dalam konferensi pers secara daring usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin.
Doni meminta anggota masyarakat untuk mengajak minimal dua anggota masyarakat lainnya setiap hari mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dia kembali mengibaratkan virus Corona tipe baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 itu seperti malaikat pencabut nyawa.
Baca juga: Satgas Penanganan COVID-19: Kreativitas PJJ perlu diapresiasi
Baca juga: 48 ribu keluarga di Jakarta peroleh fasiltas cuci tangan
“Korban jiwa di seluruh dunia sudah lebih dari 600 ribu orang. Semua harus sadar ini bukan konspirasi, bukan rekayasa, sejarah Flu Spanyol harus jadi pelajaran,” ujar dia,
Doni mengatakan Satgas belum bisa memprediksi kapan puncak penularan COVID-19 di Indonesia. Perkembangan penanganan kasus virus Corona tipe baru itu, ujar dia, terus bergerak fluktuatif.
Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun dan berjaga jarak menjadi salah satu upaya penting dalam menghentikan penularan COVID-19.
“Sampai saat ini belum tahu kapan puncaknya, perkembangannya sangat fluktuatif. Setiap hari beda-beda. Upaya kita semua adalah menyadari bahwa COVID-19 ini adalah ancaman yang nyata,” ujar dia.*
Baca juga: Indonesia-Swiss bermitra tanggulangi bencana
Baca juga: Gugus Tugas tetap bekerja hingga keanggotaan Satgas COVID-19 dibentuk
“Dalam beberapa pekan terakhir angka kasus positif rata-rata 1000 kasus per hari bahkan bisa lebih dari 2000 kasus. Inilah pentingnya kita semua saling mengingatkan bahwa tidak cukup disiplin sendiri, tanggung jawab kita mengajak yang lain untuk disiplin,” kata Doni dalam konferensi pers secara daring usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin.
Doni meminta anggota masyarakat untuk mengajak minimal dua anggota masyarakat lainnya setiap hari mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dia kembali mengibaratkan virus Corona tipe baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 itu seperti malaikat pencabut nyawa.
Baca juga: Satgas Penanganan COVID-19: Kreativitas PJJ perlu diapresiasi
Baca juga: 48 ribu keluarga di Jakarta peroleh fasiltas cuci tangan
“Korban jiwa di seluruh dunia sudah lebih dari 600 ribu orang. Semua harus sadar ini bukan konspirasi, bukan rekayasa, sejarah Flu Spanyol harus jadi pelajaran,” ujar dia,
Doni mengatakan Satgas belum bisa memprediksi kapan puncak penularan COVID-19 di Indonesia. Perkembangan penanganan kasus virus Corona tipe baru itu, ujar dia, terus bergerak fluktuatif.
Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun dan berjaga jarak menjadi salah satu upaya penting dalam menghentikan penularan COVID-19.
“Sampai saat ini belum tahu kapan puncaknya, perkembangannya sangat fluktuatif. Setiap hari beda-beda. Upaya kita semua adalah menyadari bahwa COVID-19 ini adalah ancaman yang nyata,” ujar dia.*
Baca juga: Indonesia-Swiss bermitra tanggulangi bencana
Baca juga: Gugus Tugas tetap bekerja hingga keanggotaan Satgas COVID-19 dibentuk
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: