SMF revisi target pinjaman, turun 30 persen
27 Juli 2020 13:34 WIB
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo (tengah) dalam jumpa pers virtual tekait kinerja semester I-2020 di Jakarta, Senin (27/7/2020). (ANTARA/HO-SMF)
Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berencana melakukan revisi terhadap target penyaluran pinjaman yang diperkirakan mencapai 30 persen dari target sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 sebesar Rp13 triliun karena dampak pandemi COVID-19.
“Sampai akhir tahun ini dampak COVID pasti ada dan itu berapa nanti akan terefleksi dalam revisi anggaran kami yang sedang dalam proses,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin.
Menurut dia, revisi RKAP itu juga karena pemerintah memutuskan modal negara untuk penyaluran pinjaman fokus untuk pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Sedangkan, penyaluran pinjaman untuk dua bagian lain yakni KPR untuk aparatur sipil negara (ASN) dan KPR pascabencana diputuskan untuk dilaksanakan tahun ini.
Baca juga: Pemerintah tambah modal PT Sarana Multigriya Finansial Rp800 miliar
Untuk mendukung revisi target itu, BUMN yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan ini akan konsisten menyalurkan dana jangka panjang khususnya untuk program FLPP dengan jumlah total mencapai 102 ribu unit.
Hingga saat ini, lanjut dia, sudah terserap 75 ribu unit dan sisanya optimis akan terserap hingga akhir tahun
Strategi lainnya, kata dia, BUMN ini akan konsisten melakukan refinancing seperti yang baru-baru ini dilakukan sebesar Rp1,2 triliun agar penyaluran kredit perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa optimal.
“Jadi permintaan rumah tetap kenacang untuk MBR, kami konsisten menyediakan dana untuk itu,” katanya.
SMF mencatat selama semester pertama tahun ini realisasi penyaluran pinjaman mencapai Rp4,2 triliun atau baru 32,24 persen dari target Rp13 triliun.
Baca juga: SMF kucurkan pinjaman Rp850 miliar kepada BTN
“Sampai akhir tahun ini dampak COVID pasti ada dan itu berapa nanti akan terefleksi dalam revisi anggaran kami yang sedang dalam proses,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin.
Menurut dia, revisi RKAP itu juga karena pemerintah memutuskan modal negara untuk penyaluran pinjaman fokus untuk pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Sedangkan, penyaluran pinjaman untuk dua bagian lain yakni KPR untuk aparatur sipil negara (ASN) dan KPR pascabencana diputuskan untuk dilaksanakan tahun ini.
Baca juga: Pemerintah tambah modal PT Sarana Multigriya Finansial Rp800 miliar
Untuk mendukung revisi target itu, BUMN yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan ini akan konsisten menyalurkan dana jangka panjang khususnya untuk program FLPP dengan jumlah total mencapai 102 ribu unit.
Hingga saat ini, lanjut dia, sudah terserap 75 ribu unit dan sisanya optimis akan terserap hingga akhir tahun
Strategi lainnya, kata dia, BUMN ini akan konsisten melakukan refinancing seperti yang baru-baru ini dilakukan sebesar Rp1,2 triliun agar penyaluran kredit perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa optimal.
“Jadi permintaan rumah tetap kenacang untuk MBR, kami konsisten menyediakan dana untuk itu,” katanya.
SMF mencatat selama semester pertama tahun ini realisasi penyaluran pinjaman mencapai Rp4,2 triliun atau baru 32,24 persen dari target Rp13 triliun.
Baca juga: SMF kucurkan pinjaman Rp850 miliar kepada BTN
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: