Rabat (ANTARA) - ​​​​Maroko akan melarang orang keluar-masuk beberapa kota besar mulai tengah malam sebagai upaya untuk membendung gelombang kasus COVID-19, kata kementerian dalam negeri dan kesehatan, Minggu (26/7).

Kota-kota yang akan dikenai penguncian itu termasuk kota pusat ekonomi Casablanca, juga Tangier, Marrakech, Fez dan Meknes.

Maroko pada Juni melonggarkan penguncian secara nasional, kendati penerbangan internasional masih ditangguhkan.

Penerbangan internasional hanya diizinkan bagi pesawat khusus milik maskapai nasional yang membawa pulang warga negaranya atau warga negara asing di Maroko.

Pada Minggu (26/7), kementerian kesehatan mengatakan terdapat 633 kasus baru COVID-19, salah satu jumlah terbesar harian sejauh ini.

Kasus baru tersebut menambah total jumlah pengidap virus corona menjadi 20.278 orang, dengan 313 orang meninggal dan 16.438 lainnya sembuh.

Maroko telah melancarkan 1,1 juta uji corona dan mewajibkan warga untuk mengenakan masker.

Pemerintah telah memperpanjang masa berlaku dekret darurat, menjadi hingga 10 Agustus. Perpanjangan itu memberi wewenang bagi otoritas untuk menerapkan kembali langkah-langkah pembatasan di wilayah masing-masing, tergantung pada perkembangan epidemi tersebut.

Pemerintah Maroko memperkirakan negaranya akan mengalami defisit anggaran sebesar 7,5 persen dari produk domestik bruto tahun ini dan ekonomi menyusut lima persen.

Sumber: Reuters
Baca juga: Maroko juga akan evakuasi warganya dari Wuhan ​​​​​​​