New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah naik di New York pada Rabu waktu setempat, didukung data positif ekonomi AS menandakan pemulihan dari resesi yang akan memacu permintaan, serta penurunan dolar, kata para pedagang.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, terangkat 1,94 dolar menjadi 77,96 dolar per barel, lebih dari menghapus penurunan tajam 1,54 dolar pada Selasa.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik 1,98 dolar menjadi menetap di 77,45 dolar per barel.

Para analis mengatakan pasar mendapatkan dukungan dari serangkaian data ekonomi yang menunjuk Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, muncul dari resesi.

"Yang luar biasa sentimen (pasar) didasarkan pada berita ekonomi," kata Andy Lipow, analis di Lipow Oil Associates.

Lipow mencatat bahwa harga minyak telah meningkat setelah pemerintah AS melaporkan klaim awal asuransi pengangguran jatuh, dan didukung "dolar yang lebih lemahdolar."

Klaim baru pengangguran AS turun pada pekan yang berakhir 21 November menjadi 466.000, tingkat terendah sejak September 2008.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan belanja konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada Oktober, dan laporan lain menyebutkan penjualan rumah baru naik menjadi langkah terkuat mereka sejak September 2008.

Departemen energi melaporkan bahwa timbunan distilasi, termasuk bahan bakar pemanas, turun dengan 500.000 barel dalam minggu yang berakhir 20 November bukannya naik 500.000 barel seperti yang diproyeksikan sebagian besar analis.

"Penurunan dalam permintaan yang kita lihat selama setahun terakhir telah mereda, dan kita akan melihat peningkatan permintaan yang akan meningkatkan harga minyak," kata Lipow.

Kenaikan minyak yang dihargakan dalam dolar terjadi karena mata uang AS jatuh ke terendah 15-bulan terhadap euro, yang berdiri dekat 1,51 dolar. Melemahnya dolar membuat minyak lebih murah bagi pembeli dengan mata uang kuat.

Pasar AS akan ditutup Kamis untuk liburan hari "Thanksgiving".

Pedagang mencerna komentar dari menteri energi Aljazair yang mengatakan OPEC mungkin untuk mempertahankan tingkat produksinya saat menteri kartel bertemu di Luanda, Angola, pada 22 Desember.

"Kami akan menjaga tingkat produksi yang sama sampai kami memiliki visi yang lebih jelas dari situasi ekonomi dunia," Chakib Khelil mengatakan dalam sebuah laporannya.

"Setiap keputusan oleh OPEC akan tergantung pada perkembangan ekonomi dunia ... saya pikir semua orang setuju bahwa kami belum memiliki gambaran yang lebih jelas tentang ekonomi dunia.

"Lebih baik untuk tinggal dengan situasi saat ini, yaitu mempertahankan kuota produksi," katanya, seraya menambahkan bahwa pasar saat ini mendapat banyak pasokan minyak.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengkaji ulang kuota produksinya dalam pertemuan bulan depan. Venezuela dan Kuwait telah mengatakan mereka ingin terus berproduksi pada 24,84 juta barel per hari, tingkat yang ditetapkan pada Januari.

Khelil mengatakan harga minyak tidak hanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Pengaruh yang lebih besar adalah "proyeksi lebih optimis" untuk momentum ekonomi global.

"Kebanyakan orang berpikir ekonomi akan membaik, bahwa permintaan akan meningkat dan harga akan memperkuat," katanya.

Akibatnya, dealer membeli minyak sekarang agar dapat menjual pada harga yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.

"Tapi kalau segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, mereka akan mulai untuk menyingkirkan minyak ini sangat cepat," ia meramalkan, menunjukkan kemungkinan resesi lain.(*)