PPI: Keluarga lembaga pertama dan utama dalam perlindungan anak
25 Juli 2020 17:39 WIB
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia yang juga Ketua Umum Persatuan Pitah Putih Indonesia, Giwo Rubianto Wiyogo, dalam webinar di Jakarta, Sabtu (25/7/2020). ANTARA/HO-Aspri/am.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pita Putih Indonesia Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam perlindungan anak.
"Peringatan Hari Anak Nasional momen kepedulian bangsa atas perlindungan anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak," ujar Giwo dalam webinar "Menuju Anak Berkualitas Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID-19" di Jakarta, Sabtu.
Upaya tersebut akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul, berdaya saing dan mumpuni dalam masa pandemi COVID-19.
Meski berada dalam masa pandemi, tetapi keadaan memprihatinkan itu diharapkan dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia, baik itu orang tua, keluarga, masyarakat, para stakeholder dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Baca juga: Ini cara Tugure dukung pemberdayaan anak penyandang disabilitas
Baca juga: Kelurahan Jamsaren Kediri fasilitasi wifi gratis untuk anak sekolah
"Anak merupakan aset bangsa, dan benih harapan untuk masa depan. Oleh karena itu penting untuk dibina dan diberikan perlindungan serta diperhatikan kesehatannya," ujar dia.
Menjaga anak dari ancaman dan penyakit bukanlah pekerjaan yang mudah, pemangku kepentingan, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama, saling bahu membahu untuk menjalankan pekerjaan tersebut.
Giwo yang juga Ketua Umum Kowani tersebut menjelaskan perlu adanya pemahaman sinergi antara kebijakan dan layanan kesehatan serta mengaktifkan gerakan hak-hak ibu, bayi baru lahir dan anak.
"PPI menjalankan visinya melalui pendekatan agar semua perempuan dan anak perempuan menyadari atas hak-haknya dalam kesehatan yang berkualitas serta melengkapi perempuan sebagai agen perubahan dalam menghadapi pandemi dan menjalani masa adaptasi kebiasaan baru dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan anak," ucap dia lagi.
Dalam webinar yang juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga itu, Giwo menekankan pentingnya komunikasi, informasi dan edukasi, serta advokasi kepada masyarakat dan pemangku jabatan yang diawali dengan edukasi kepada remaja sebagai calon ibu dan ayah tentang pentingnya gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat dalam mempersiapkan kelak menjadi ibu hamil.
Advokasi itu juga telah dilakukan kepada pemangku jabatan Kementerian Agama dan lintas kementerian, dengan menekankan pentingnya persiapan calon pengantin baik mental maupun fisik dengan menyampaikan bahwa anemia pada ibu hamil dapat dicegah dimulai pada saat persiapan calon pengantin.*
Baca juga: Libu Perempuan: Momentum HAN jadi pengingat untuk hargai hak anak
Baca juga: IDAI: Kematian anak akibat COVID-19 didominasi usia di bawah 6 tahun
"Peringatan Hari Anak Nasional momen kepedulian bangsa atas perlindungan anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak," ujar Giwo dalam webinar "Menuju Anak Berkualitas Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID-19" di Jakarta, Sabtu.
Upaya tersebut akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang unggul, berdaya saing dan mumpuni dalam masa pandemi COVID-19.
Meski berada dalam masa pandemi, tetapi keadaan memprihatinkan itu diharapkan dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kepedulian semua pilar bangsa Indonesia, baik itu orang tua, keluarga, masyarakat, para stakeholder dan pemerintah terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Baca juga: Ini cara Tugure dukung pemberdayaan anak penyandang disabilitas
Baca juga: Kelurahan Jamsaren Kediri fasilitasi wifi gratis untuk anak sekolah
"Anak merupakan aset bangsa, dan benih harapan untuk masa depan. Oleh karena itu penting untuk dibina dan diberikan perlindungan serta diperhatikan kesehatannya," ujar dia.
Menjaga anak dari ancaman dan penyakit bukanlah pekerjaan yang mudah, pemangku kepentingan, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama, saling bahu membahu untuk menjalankan pekerjaan tersebut.
Giwo yang juga Ketua Umum Kowani tersebut menjelaskan perlu adanya pemahaman sinergi antara kebijakan dan layanan kesehatan serta mengaktifkan gerakan hak-hak ibu, bayi baru lahir dan anak.
"PPI menjalankan visinya melalui pendekatan agar semua perempuan dan anak perempuan menyadari atas hak-haknya dalam kesehatan yang berkualitas serta melengkapi perempuan sebagai agen perubahan dalam menghadapi pandemi dan menjalani masa adaptasi kebiasaan baru dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan anak," ucap dia lagi.
Dalam webinar yang juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Puspayoga itu, Giwo menekankan pentingnya komunikasi, informasi dan edukasi, serta advokasi kepada masyarakat dan pemangku jabatan yang diawali dengan edukasi kepada remaja sebagai calon ibu dan ayah tentang pentingnya gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat dalam mempersiapkan kelak menjadi ibu hamil.
Advokasi itu juga telah dilakukan kepada pemangku jabatan Kementerian Agama dan lintas kementerian, dengan menekankan pentingnya persiapan calon pengantin baik mental maupun fisik dengan menyampaikan bahwa anemia pada ibu hamil dapat dicegah dimulai pada saat persiapan calon pengantin.*
Baca juga: Libu Perempuan: Momentum HAN jadi pengingat untuk hargai hak anak
Baca juga: IDAI: Kematian anak akibat COVID-19 didominasi usia di bawah 6 tahun
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: