Jakarta (ANTARA) - Bukan rahasia lagi bahwa industri hiburan termasuk film dan animasi ikut terkena dampak pandemi global COVID-19, terbukti banyaknya perubahan tanggal rilis, hingga tertundanya sejumlah proyek film kerap menjadi tajuk berita beberapa waktu belakangan.

Namun, bagaimana dengan mereka yang bekerja di balik layar, seperti seorang animator film animasi? Animator Rini Sugianto mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan banyak perubahan terutama di model pekerjaan.

"Lumayan banyak (dampaknya). Untuk pekerjaan sendiri, kita di dalam studio ada ratusan orang dan saat ini bekerja secara remote, itu salah satunya," kata Rini melalui webinar Komunitas Tintin Indonesia, Sabtu.

Baca juga: Kemenparekraf bekali animator pelatihan daring agar makin kompeten

Baca juga: Perkembangan animator wanita terkendala persepsi orangtua


Walau demikian, menurut Rini, berbagai kendala itu masih dapat diatasi lantaran para animator bisa bekerja seperti biasa dengan adanya komputer.

"Not too bad karena kita kerja pakai komputer semua," lanjut animator "The Adventures of Tintin: The Secret of Unicorn" (2011) dan "The Hobbit: An Unexpected Journey" (2012) itu.

Selain dari sisi model bekerja yang beralih secara jarak jauh alih-alih di studio, Rini menambahkan, perubahan yang paling terasa adalah mulai berkurangnya proyek film yang ditawarkan untuk nantinya dikerjakan.

"Project-nya jadi kurang (karena pandemi). Terutama project live-action seperti 'Avengers', dan lain sebagainya. (Film live-action) Tidak bisa jalan karena (aktor) tidak bisa syuting. Namun, untuk animated film tidak terlalu (terdampak) dan masih jalan," ujar Rini yang tengah berada di Calfornia, AS itu.

Meski demikian, ia mengatakan, pandemi yang mengharuskan orang-orang beraktivitas dari rumah bukan sebuah alasan untuk tidak produktif.

Bagi para calon animator muda, maupun mereka yang tertarik dengan dunia animasi bisa memperbanyak latihan melalui aneka kelas dan tutorial daring (online).

"Saat ini banyak tutorial online yang bisa dicoba. Belajar (animasi) bisa secara otodidak maupun sekolah formal dan informal," pungkas Rini.

Baca juga: Animator Hollywood berbagi pengalaman di Indonesia

Baca juga: Animator sukses Hollywood pilih pulang ke Indonesia

Baca juga: Animator asli kecewa film "The Lion King"