Kemenperin pacu pengembangan SDM sesuai kebutuhan industri
25 Juli 2020 14:41 WIB
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto. ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengupayakan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten sesuai dengan kebutuhan sektor industri saat ini guna mendukung aktivitas industri agar bisa lebih produktif, inovatif dan kompetitif.
“Rata-rata dalam lima tahun terakhir, industri nasional membutuhkan sebanyak 670.000 SDM dengan kemampuan yang dibutuhkan industri. Ini merupakan salah satu tantangan yang harus kami penuhi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu, lanjut dia, BPSDMI Kemenperin fokus pada penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi industri dengan kebutuhan industri.
“Kedua hal ini harus sinkron agar SDM yang dihasilkan memiliki skill yang sesuai dan dapat diimplementasikan dengan baik di industri tempat mereka bekerja,” kata Eko.
Ia mengakui dengan pesatnya perkembangan era industri 4.0, kebutuhan terhadap SDM yang cepat beradaptasi dan mampu mengimplementasikan teknologi digital semakin meningkat.
Menyikapi hal itu, kata dia, BPSDMI Kemenperin terus mendorong pengembangan SDM industri melalui program-program utamanya, meliputi pendidikan vokasi berbasis kompetensi, pembangunan unit pendidikan dan pelatihan di wilayah pusat pertumbuhan industri, serta program link and match antara dunia pendidikan dengan industri.
Selanjutnya, pelatihan berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja), pembangunan infrastruktur kompetensi, serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0.
BPSDMI Kemenperin juga memiliki unit-unit pendidikan yang terdiri dari 10 Politeknik Industri, 2 Akademi Komunitas, 7 Balai Diklat Industri, dan 9 Sekolah Menengah Kejuruan di seluruh Indonesia yang fokus mendidik SDM sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Walaupun jumlah lulusannya belum bisa memenuhi permintaan industri, kami berkomitmen untuk terus menghasilkan SDM industri yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan industri nasional,” kata Eko.
Kemenperin juga mengembangkan Pusat Inovasi Digital Industri 4.0 (PIDI 4.0) yang merupakan bagian implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. PIDI 4.0 menghadirkan lima pilar untuk mendukung industri dalam transformasi menuju industri 4.0.
Pilar pertama, yaitu showcase, bertujuan meningkatkan awareness industri terhadap pentingnya penerapan industri 4.0. Selanjutnya, training center untuk membangun keahlian teknologi industri 4.0. Ketiga, pilar ekosistem yang menghubungkan para pemangku kepentingan industri.
Kemudian, PIDI 4.0 berperan delivery center dalam transformasi perusahaan industri untuk menerapkan teknologi 4.0. Terakhir, PIDI 4.0 juga memiliki pilar inovasi melalui berbagai proyek ujicoba dan brokerage di sektor industri.
"Bahkan, Kemenperin tengah menyiapkan beberapa satelit industri 4.0 di berbagai unit pendidikan Kemenperin, antara lain di Politeknik STTT Bandung, Jawa Barat serta Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah,” kata Eko.
Baca juga: Menperin upayakan SDM industri akselerasi kemampuan di Apple Academy
Baca juga: Kemenperin pasok SDM industri perkapalan ke Jepang
Baca juga: Pendidikan vokasi BLK dinilai solusi tenaga siap pakai industri
“Rata-rata dalam lima tahun terakhir, industri nasional membutuhkan sebanyak 670.000 SDM dengan kemampuan yang dibutuhkan industri. Ini merupakan salah satu tantangan yang harus kami penuhi,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu, lanjut dia, BPSDMI Kemenperin fokus pada penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi industri dengan kebutuhan industri.
“Kedua hal ini harus sinkron agar SDM yang dihasilkan memiliki skill yang sesuai dan dapat diimplementasikan dengan baik di industri tempat mereka bekerja,” kata Eko.
Ia mengakui dengan pesatnya perkembangan era industri 4.0, kebutuhan terhadap SDM yang cepat beradaptasi dan mampu mengimplementasikan teknologi digital semakin meningkat.
Menyikapi hal itu, kata dia, BPSDMI Kemenperin terus mendorong pengembangan SDM industri melalui program-program utamanya, meliputi pendidikan vokasi berbasis kompetensi, pembangunan unit pendidikan dan pelatihan di wilayah pusat pertumbuhan industri, serta program link and match antara dunia pendidikan dengan industri.
Selanjutnya, pelatihan berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja), pembangunan infrastruktur kompetensi, serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0.
BPSDMI Kemenperin juga memiliki unit-unit pendidikan yang terdiri dari 10 Politeknik Industri, 2 Akademi Komunitas, 7 Balai Diklat Industri, dan 9 Sekolah Menengah Kejuruan di seluruh Indonesia yang fokus mendidik SDM sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Walaupun jumlah lulusannya belum bisa memenuhi permintaan industri, kami berkomitmen untuk terus menghasilkan SDM industri yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan industri nasional,” kata Eko.
Kemenperin juga mengembangkan Pusat Inovasi Digital Industri 4.0 (PIDI 4.0) yang merupakan bagian implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. PIDI 4.0 menghadirkan lima pilar untuk mendukung industri dalam transformasi menuju industri 4.0.
Pilar pertama, yaitu showcase, bertujuan meningkatkan awareness industri terhadap pentingnya penerapan industri 4.0. Selanjutnya, training center untuk membangun keahlian teknologi industri 4.0. Ketiga, pilar ekosistem yang menghubungkan para pemangku kepentingan industri.
Kemudian, PIDI 4.0 berperan delivery center dalam transformasi perusahaan industri untuk menerapkan teknologi 4.0. Terakhir, PIDI 4.0 juga memiliki pilar inovasi melalui berbagai proyek ujicoba dan brokerage di sektor industri.
"Bahkan, Kemenperin tengah menyiapkan beberapa satelit industri 4.0 di berbagai unit pendidikan Kemenperin, antara lain di Politeknik STTT Bandung, Jawa Barat serta Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah,” kata Eko.
Baca juga: Menperin upayakan SDM industri akselerasi kemampuan di Apple Academy
Baca juga: Kemenperin pasok SDM industri perkapalan ke Jepang
Baca juga: Pendidikan vokasi BLK dinilai solusi tenaga siap pakai industri
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: