Duta Baca: Orang tua bantu anak gemar membaca
24 Juli 2020 19:53 WIB
Sejumlah anak didampingi orang tuannya membaca buku dari Perpustakaan Dauzan pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/2/2020). Pemerintah tengah menggalakkan program Budaya Literasi Keluarga untuk mengenalkan anak usia dini dengan dunia literasi guna meningkatkan perilaku literasi di masyarakat. ANTARA FOTO/Maulana Surya/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Duta Baca Indonesia Najwa Shihab mengatakan orang tua dapat membantu anak untuk gemar membaca dan mengalihkan perhatian anak dari bermain gawai.
"Meskipun anak-anak sekarang lebih suka membaca melalui layar gawai, bukan berarti kita tidak bisa mengalihkan kesukaannya itu. Kita harus membantu mereka untuk mencintai buku fisik dengan mulai mendapatkan buku sesuai tema, hobi atau artis yang sedang digemarinya," ujar Najwa dalam webinar "Nikmatnya Membaca Buku" di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan dengan buku fisik dapat melatih daya imajinasi dan masuk dalam alur cerita yang tulis dalam buku tersebut.
"Membaca buku idealnya jangan sekedar hobi, tetapi kebutuhan," imbuh dia.
Oleh karena itu, dia mengajak orang tua mengarahkan anaknya agar gemar membaca.
Baca juga: Bekasi ajak pengusaha salurkan CSR bangun perpustakaan
Baca juga: Najwa Shihab motivasi warga NTB gemar membaca
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Woro Titi Haryanti, mengatakan membaca seharusnya bukan sekedar hobi, tapi menjadi kebutuhan dalam menjalani kehidupan.
"Tumpukan buku seperti ajakan menjelajahi misteri kehidupan dan semesta yang hanya dapat dicapai ribuan kali masa kehidupan," kata Woro.
Woro menjelaskan perpustakaan juga hadir dalam ruang digital untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pada masa pandemi, lanjut Woro, kegiatan webinar menjadi yang dibutuhkan masyarakat untuk terus menambah pengetahuan.
"Dan perpustakaan sangat siap untuk menghadapi perubahan di masa pandemi ini," kata Woro lagi.
Baca juga: Bekasi kukuhkan duta baca tingkatkan budaya gemar membaca
Baca juga: Safari gerakan nasional gemar membaca kuatkan budaya baca
Ruang digital seperti webinar merupakan salah satu sarana mendapatkan pengetahuan. Masyarakat dapat tetap mengakses layanan digital Perpusnas, seperti iPusnas, khastara, dan Indonesia OneSearch (IOS).
"Membaca buku fisik maupun buku digital tidak sekedar menambah wawasan. Aktivitas rutin membaca buku mampu menjaga fungsi otak. Manfaat tersebut konon bisa bertahan seumur hidup."
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas membaca buku dapat merangsang mental bahkan dapat mencegah penyakit Alzheimer dan Demensia. Selain sebagai relaksasi, ada kedamaian batin dan ketenangan yang diperoleh dari membaca.
"Banyak orang abai terhadap manfaat dari seringnya membaca. Membaca, selain dapat menurunkan tekanan darah juga membantu orang yang menderita gangguan mood dan penyakit mental ringan," tambah Woro.
Bukan sebaliknya, yang mana banyak yang beranggapan bahwa membaca buku justru membuat otak terus bekerja dan menimbulkan stres. Padahal, hakekat manfaat membaca buku adalah mengurangi stres.
Baca juga: Pustakawan kampanyekan gemar membaca melalui kedai kopi di CFD
Baca juga: Gemar membaca ciptakan masyarakat tahan hoaks
Selama periode 2017 hingga 2019, Perpusnas telah menghibahkan sebanyak enam unit mobil perpustakaan keliling beserta koleksinya untuk kebutuhan pengetahuan masyarakat dan pemustaka di sejumlah kabupaten Kalimantan Selatan.
Selain itu, pada 2019 dan 2020, Perpusnas memberikan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non fisik di bidang perpustakaan senilai puluhan miliar untuk pembangunan, antara lain pembangunan gedung perpustakaan di Kabupaten Tanah Bumbu pada 2019, dan Kabupaten Tapin pada 2020 masing-masing senilai Rp10 miliar, serta pengadaan fasilitas untuk pemustaka difabel di provinsi serta bantuan lainnya.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie, mengatakan setiap tahun pihaknya menyelenggarakan kegiatan literasi untuk mengenalkan budaya literasi kepada masyarakat.
"Biasanya dilakukan dengan tatap muka, namun karena pandemi COVID-19, jadi acara digelar dalam bentuk webinar," terang Nurliani.
Baca juga: Perpustakaan Nasional tampilkan wajah baru tingkatkan kunjungan
Baca juga: Kampung Rimba Jaya, desa yang gemar baca di Papua
"Meskipun anak-anak sekarang lebih suka membaca melalui layar gawai, bukan berarti kita tidak bisa mengalihkan kesukaannya itu. Kita harus membantu mereka untuk mencintai buku fisik dengan mulai mendapatkan buku sesuai tema, hobi atau artis yang sedang digemarinya," ujar Najwa dalam webinar "Nikmatnya Membaca Buku" di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan dengan buku fisik dapat melatih daya imajinasi dan masuk dalam alur cerita yang tulis dalam buku tersebut.
"Membaca buku idealnya jangan sekedar hobi, tetapi kebutuhan," imbuh dia.
Oleh karena itu, dia mengajak orang tua mengarahkan anaknya agar gemar membaca.
Baca juga: Bekasi ajak pengusaha salurkan CSR bangun perpustakaan
Baca juga: Najwa Shihab motivasi warga NTB gemar membaca
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Woro Titi Haryanti, mengatakan membaca seharusnya bukan sekedar hobi, tapi menjadi kebutuhan dalam menjalani kehidupan.
"Tumpukan buku seperti ajakan menjelajahi misteri kehidupan dan semesta yang hanya dapat dicapai ribuan kali masa kehidupan," kata Woro.
Woro menjelaskan perpustakaan juga hadir dalam ruang digital untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pada masa pandemi, lanjut Woro, kegiatan webinar menjadi yang dibutuhkan masyarakat untuk terus menambah pengetahuan.
"Dan perpustakaan sangat siap untuk menghadapi perubahan di masa pandemi ini," kata Woro lagi.
Baca juga: Bekasi kukuhkan duta baca tingkatkan budaya gemar membaca
Baca juga: Safari gerakan nasional gemar membaca kuatkan budaya baca
Ruang digital seperti webinar merupakan salah satu sarana mendapatkan pengetahuan. Masyarakat dapat tetap mengakses layanan digital Perpusnas, seperti iPusnas, khastara, dan Indonesia OneSearch (IOS).
"Membaca buku fisik maupun buku digital tidak sekedar menambah wawasan. Aktivitas rutin membaca buku mampu menjaga fungsi otak. Manfaat tersebut konon bisa bertahan seumur hidup."
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas membaca buku dapat merangsang mental bahkan dapat mencegah penyakit Alzheimer dan Demensia. Selain sebagai relaksasi, ada kedamaian batin dan ketenangan yang diperoleh dari membaca.
"Banyak orang abai terhadap manfaat dari seringnya membaca. Membaca, selain dapat menurunkan tekanan darah juga membantu orang yang menderita gangguan mood dan penyakit mental ringan," tambah Woro.
Bukan sebaliknya, yang mana banyak yang beranggapan bahwa membaca buku justru membuat otak terus bekerja dan menimbulkan stres. Padahal, hakekat manfaat membaca buku adalah mengurangi stres.
Baca juga: Pustakawan kampanyekan gemar membaca melalui kedai kopi di CFD
Baca juga: Gemar membaca ciptakan masyarakat tahan hoaks
Selama periode 2017 hingga 2019, Perpusnas telah menghibahkan sebanyak enam unit mobil perpustakaan keliling beserta koleksinya untuk kebutuhan pengetahuan masyarakat dan pemustaka di sejumlah kabupaten Kalimantan Selatan.
Selain itu, pada 2019 dan 2020, Perpusnas memberikan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non fisik di bidang perpustakaan senilai puluhan miliar untuk pembangunan, antara lain pembangunan gedung perpustakaan di Kabupaten Tanah Bumbu pada 2019, dan Kabupaten Tapin pada 2020 masing-masing senilai Rp10 miliar, serta pengadaan fasilitas untuk pemustaka difabel di provinsi serta bantuan lainnya.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie, mengatakan setiap tahun pihaknya menyelenggarakan kegiatan literasi untuk mengenalkan budaya literasi kepada masyarakat.
"Biasanya dilakukan dengan tatap muka, namun karena pandemi COVID-19, jadi acara digelar dalam bentuk webinar," terang Nurliani.
Baca juga: Perpustakaan Nasional tampilkan wajah baru tingkatkan kunjungan
Baca juga: Kampung Rimba Jaya, desa yang gemar baca di Papua
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: