Bareskrim musnahkan 175,6 kg sabu-sabu asal Malaysia
24 Juli 2020 12:21 WIB
Deputi Pemberantasan BNN, Inspektur Jenderal Polisi Arman Depari (kiri), memasukkan narkoba jenis sabu hasil sitaan Bareskrim Kepolisian Indonesia ke dalam insinerator di halaman Kantor Bareskrim Kepolisian Indonesia, Jakarta, Jumat (24/7/2020). ANTARA/Anita P Dewi
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Kepolisian Indonesia memusnahkan barang bukti narkoba sebanyak 175,6 kilogram sabu-sabu, 300 butir ekstasi dan 300 butir erimin-5.
Pemusnahan dipimpin langsung Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Wahyu Hadiningrat, didampingi sejumlah unsur pimpinan instansi itu di Lobi Gedung Bareskrim Kepolisian Indonesia, Jakarta, Jumat.
Pemusnahan barang bukti narkotika merupakan wujud transparansi dan pertanggungjawaban penyidik kepada publik sebagaimana amanat Pasal 91 ayat 2, ayat 3, ayat 4, dan ayat 5 serta Pasal 92 ayat 3 UU Nomor 35/2009 Tentang Narkotika.
Baca juga: Polisi musnahkan sabu dan ganja senilai Rp5,89 miliar
"Barang bukti sitaan narkotika yang berada dalam pengamanan penyimpanan penyidik yang telah ditetapkan untuk dimusnahkan. Barang bukti yang dimusnahkan hasil pengungkapan narkoba dari Bareskrim kerja sama dengan stakeholders lain," kata Hadiningrat, saat membacakan pidato Kepala Bareskrim Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi Listyo Prabowo.
Menurut dia, kejahatan narkoba adalah persoalan serius bagi Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo telah menyatakan Indonesia dalam kondisi darurat narkoba. Pasalnya narkoba telah menyasar semua golongan tanpa melihat usia, profesi, pendidikan dan tingkat kesejahteraan.
"Oleh karena itu, diperlukan upaya luar biasa. Polri komitmen dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba," ujar dia.
Baca juga: BNNP Jatim musnahkan sabu-sabu libatkan pemain sepak bola
Semua narkoba dimusnahkan hari ini merupakan hasil sitaan dari delapan tersangka, dari berbagai kasus yang terungkap pada Mei hingga Juni 2020, oleh jaringan narkoba Afrika Barat, Malaysia, Aceh dan Pekanbaru.
Awalnya pada 27 Mei 2020, penyidik menangkap tersangka ES di gudang di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dari tangan ES, penyidik menyita 35 kg sabu-sabu.
Kemudian penyidik menemukan 9,6 kg sabu-sabu di Kompleks Permata Hijau, Grogol, Jakarta Selatan, dan menangkap ZN dan AL pada 31 Mei 2020.
Baca juga: Polda Kalbar musnahkan barang bukti ribuan butir ekstasi
Penyidik terus mengembangkan kasus sehingga pada 18 Juni 2020, tim berhasil menangkap tersangka lain, SD, di Pekanbaru, Riau, dan menyita lima kg sabu-sabu , 300 butir ekstasi, dan 300 butir erimin-5.
Selanjutnya tim mengendus adanya kedatangan kapal yang diduga membawa narkoba sehingga pada 21 Juni 2020, tim mencegat kapal motor KM Teupin Jaya di perairan Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Ada tiga tersangka yang ditangkap di kapal yakni US, SY, dan IF dengan barang bukti 119 kg sabu.
Selang empat hari berikutnya, penyidik menangkap FW di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan menyita tujuh kg sabu-sabu.
Baca juga: Kapolri: Oknum polisi terlibat narkoba harus dihukum mati
Pemusnahan dipimpin langsung Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Wahyu Hadiningrat, didampingi sejumlah unsur pimpinan instansi itu di Lobi Gedung Bareskrim Kepolisian Indonesia, Jakarta, Jumat.
Pemusnahan barang bukti narkotika merupakan wujud transparansi dan pertanggungjawaban penyidik kepada publik sebagaimana amanat Pasal 91 ayat 2, ayat 3, ayat 4, dan ayat 5 serta Pasal 92 ayat 3 UU Nomor 35/2009 Tentang Narkotika.
Baca juga: Polisi musnahkan sabu dan ganja senilai Rp5,89 miliar
"Barang bukti sitaan narkotika yang berada dalam pengamanan penyimpanan penyidik yang telah ditetapkan untuk dimusnahkan. Barang bukti yang dimusnahkan hasil pengungkapan narkoba dari Bareskrim kerja sama dengan stakeholders lain," kata Hadiningrat, saat membacakan pidato Kepala Bareskrim Kepolisian Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi Listyo Prabowo.
Menurut dia, kejahatan narkoba adalah persoalan serius bagi Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo telah menyatakan Indonesia dalam kondisi darurat narkoba. Pasalnya narkoba telah menyasar semua golongan tanpa melihat usia, profesi, pendidikan dan tingkat kesejahteraan.
"Oleh karena itu, diperlukan upaya luar biasa. Polri komitmen dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba," ujar dia.
Baca juga: BNNP Jatim musnahkan sabu-sabu libatkan pemain sepak bola
Semua narkoba dimusnahkan hari ini merupakan hasil sitaan dari delapan tersangka, dari berbagai kasus yang terungkap pada Mei hingga Juni 2020, oleh jaringan narkoba Afrika Barat, Malaysia, Aceh dan Pekanbaru.
Awalnya pada 27 Mei 2020, penyidik menangkap tersangka ES di gudang di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dari tangan ES, penyidik menyita 35 kg sabu-sabu.
Kemudian penyidik menemukan 9,6 kg sabu-sabu di Kompleks Permata Hijau, Grogol, Jakarta Selatan, dan menangkap ZN dan AL pada 31 Mei 2020.
Baca juga: Polda Kalbar musnahkan barang bukti ribuan butir ekstasi
Penyidik terus mengembangkan kasus sehingga pada 18 Juni 2020, tim berhasil menangkap tersangka lain, SD, di Pekanbaru, Riau, dan menyita lima kg sabu-sabu , 300 butir ekstasi, dan 300 butir erimin-5.
Selanjutnya tim mengendus adanya kedatangan kapal yang diduga membawa narkoba sehingga pada 21 Juni 2020, tim mencegat kapal motor KM Teupin Jaya di perairan Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Ada tiga tersangka yang ditangkap di kapal yakni US, SY, dan IF dengan barang bukti 119 kg sabu.
Selang empat hari berikutnya, penyidik menangkap FW di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan menyita tujuh kg sabu-sabu.
Baca juga: Kapolri: Oknum polisi terlibat narkoba harus dihukum mati
Pewarta: Anita P Dewi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020
Tags: