Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Jepang membahas kelanjutan megaproyek pengembangan gas bumi di Masela, Laut Timor dan Senoro, Sulawesi Tengah.

Dalam Pertemuan Energi Indonesia-Jepang ke-10 di Jakarta, Senin, kelanjutan kedua proyek tersebut menjadi salah satu bahan pembahasan.

Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh usai membuka pertemuan tahunan tersebut mengatakan, pihaknya dan Jepang membicarakan upaya mempercepat penyelesaian proyek Masela dan Senoro.

Dirjen Sumber Daya Alam dan Energi Badan Sumber Daya Alam dan Energi (ANRE) di Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) Takayuki Ueda mengemukakan, kelanjutan proyek Masela dan Senoro penting bagi kedua negara.

"Kami harapkan kedua proyek bisa dilanjutkan sesuai kontrak," katanya.

Menurut dia, kedua proyek merupakan proyek yang menjanjikan secara ekonomis.

"Ada beberapa perusahaan akan bergabung di proyek ini, dan proyek akan segera dimulai," katanya menambahkan.

Darwin mengemukakan, secara umum, lapangan gas besar akan diperuntukkan buat ekspor sekaligus domestik, sedang kecil buat domestik.

"Namun, opsi itu tidak hitam putih. Paling penting bagi kita, adalah lapangan, baik kecil atau besar bisa berjalan dan hasilnya diperuntukkan bagi program pembangunan seperti pembangkit listrik dan pembangunan sektor energi yang lain," ujarnya.

Ia juga menambahkan, Indonesia akan konsisten menjaga iklim bisnis yang sehat dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional.

Mengenai Masela, Darwin mengatakan, pihaknya tengah menunggu kajian konsultan independen mengenai apakah kilang gas alam cari (LNG) dibangun di darat atau terapung.

"Kedua opsi ini ada baik atau buruknya," ujarnya.

Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo mengatakan, hasil kajian konsultan independen akan dimasukkan ke dalam rencana pengembangan (plan of development/POD) pertama Masela.

"Kalau hasil rekomendasi menyebutkan kilang dibangun di darat atau berbeda dengan POD pertama yang menyebutkan floating maka operator mesti mengikuti rekomendasi konsultan independen," ucapnya menjelaskan.

Sedang, proyek Senoro, menurut Darwin, pihaknya sedang menunggu kemungkinan peruntukan buat domestik. (*)