Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mencapai di atas 78 dolar per barel di perdagangan Asia Senin karena melemahnya dolar telah membantu mendorong permintaan, kata para analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Januari naik 79 sen menjadi 78,26 dolar per barel dalam perdagangan pagi, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara kontrak Desember, yang berakhir pada akhir pekan, ditutup pada kisaran 76,72 dolar per barel di New York Jumat malam.

Minyak mentah Laut Utara Brent pengiriman Januari naik 69 sen menjadi 77,89 dolar per barel.

"Kami melihat bahwa pelemahan dolar terhadap euro dan para investor terus melihat minyak pada tingkat rendah pada akhir perdagangan untuk menjadi suatu kesempatan membeli," kata Victor Sum, analis pada konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

"Para investor melihat dolar AS berada pada kecenderungan melemah untuk jangka panjang dan juga aliran yang terus berlanjut ke dalam minyak dan berbagai komoditas lainnya," katanya.

Minyak dan komoditas lainnya seperti emas diperdagangkan dalam dolar AS dan pelemahan mata uang AS menjadikan komoditas tersebut lebih murah bagi para pembeli yang memiliki unit-unit lainnya, mendorong permintaan dan harga lebih tinggi.

Shum mengatakan bahwa ia memperkirakan minyak diperdagangan di kisaran antara di atas 70 dan di bawah 80 dolar per barel hingga akhir tahun.

"Pasar minyak menunjukkan bahwa sangat sulit untuk mempertahankan harga di atas 80 dolar per barel karena fundamental melemah dan ketidakapastian berlanjutnya pemulihan ekonomi global," katanya.

Selain itu hari libur di Amerika Serikat, ekonomi dan juga konsumen energi terbesar dunia, pada Kamis dan jumat mendatang juga diperkirakan akan memperkecil sentimen perdagangan, tambah Shum.(*)