Seorang anak berkebutuhan khusus tetap produktif saat pandemi COVID-19
23 Juli 2020 20:57 WIB
Ilustrasi - Anak berkebutuhan khusus mengerjakan ujian pemeriksaan atau asesmen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 di kantor UPT Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Insklusif Solo, Jawa Tengah, Rabu (13/5/2020). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Padang (ANTARA) - Seorang anak berkebutuhan khusus Imansyah Aditya Fidri (17) yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat tetap produktif kendati di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
"Kebetulan sejak lahir Adit sudah menyandang Down Syndrome atau suatu kelainan kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan intelektual," kata orang tua Adit, Emsyafri, saat di hubungi dari Padang, Kamis.
Menurut Em, pandemi COVID-19 tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan Adit karena keluarganya telah menyediakan tempat khusus agar Adit tidak bosan dan tetap produktif selama berada di rumah.
"Sejak pandemi COVID-19, banyak kegiatan yang dilakukan Adit selama di rumah. Sehingga tidak membuatnya cepat bosan," ujar ibu yang mempunyai dua orang anak itu.
Baca juga: Syahrul sang guru "SLB" penyebar cinta pada anak difabel
Baca juga: Masyarakat diajak tingkatkan peduli anak berkebutuhan khusus
Kegiatan tersebut berupa latihan drum yang dibantu oleh bundanya, berkebun seperti menanam sayur dan bunga, memancing ikan di belakang rumah, dan memasak kue.
"Kami memang memilih untuk tetap bertahan di rumah dan tidak ke mana-mana selama pandemi ini. Hal itu untuk menjaga Adit agar terhindar dari penularan COVID-19. Karena Adit sangat sensitif di bagian pernapasannya," kata dia.
Dia menceritakan, anak bungsunya itu berbakat di bidang musik. Bahkan bakat Adit dalam bermusik sudah terlihat sejak dini yaitu memainkan alat musik drum.
"Alhamdulillah, semenjak itu Adit juga sering diundang bermain drum ke berbagai daerah seperti Padang, Payakumbuh, Bukit Tinggi, Depok, Malang, dan daerah lainnya. Kemudian Adit juga pernah memenangkan lomba tingkat nasional," ujar dia.
Selain bermain drum, Adit juga suka memasak seperti memasak kue.
"Bahkan melalui hobi Adit itu, kami berhasil mengembangkannya menjadi usaha di bidang makanan ringan yang dimulai sejak beberapa tahun lalu, produknya mulai dari kue kacang, nastar, hingga kripik," kata dia.
Akan tetapi ia mengatakan semenjak pandemi COVID-19 usaha mereka sempat terhenti, karena tidak ada pesanan dan baru bisa dibuka kembali setelah masa normal baru.
"Saya bersyukur karena Allah telah menghadiahkan Adit pada keluarga kami. Dengan segala keterbatasan, ia mampu menunjukkan bahwa Adit ialah anak yang luar biasa. Bahkan ia mampu melakukan sesuatu hal yang tak terduga," kata dia.
Ia juga berpesan pada setiap orang tua yang dikaruniai seorang anak berkebutuhan khusus agar tidak malu dan tetap menerima mereka apa adanya.
"Apapun yang diberikan Allah, itulah yang terbaik. Anak berkebutuhan khusus merupakan hadiah terindah dari Allah pada orang tua terpilih, saya berpesan agar tidak malu dan tetap menerima mereka dengan setulus hati," kata dia.
Bahkan sampai saat ini ia masih menemukan banyak orang tua yang tidak menerima kenyataan bahwa anak mereka berkebutuhan khusus dan diabaikan begitu saja. (*)
Baca juga: Yogyakarta ingin tambah sekitar 20 sekolah inklusi hingga 2022
Baca juga: Aksi seni peran anak berkebutuhan khusus nan memukau
"Kebetulan sejak lahir Adit sudah menyandang Down Syndrome atau suatu kelainan kromosom genetik 21 yang menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan intelektual," kata orang tua Adit, Emsyafri, saat di hubungi dari Padang, Kamis.
Menurut Em, pandemi COVID-19 tidak terlalu berpengaruh terhadap perkembangan Adit karena keluarganya telah menyediakan tempat khusus agar Adit tidak bosan dan tetap produktif selama berada di rumah.
"Sejak pandemi COVID-19, banyak kegiatan yang dilakukan Adit selama di rumah. Sehingga tidak membuatnya cepat bosan," ujar ibu yang mempunyai dua orang anak itu.
Baca juga: Syahrul sang guru "SLB" penyebar cinta pada anak difabel
Baca juga: Masyarakat diajak tingkatkan peduli anak berkebutuhan khusus
Kegiatan tersebut berupa latihan drum yang dibantu oleh bundanya, berkebun seperti menanam sayur dan bunga, memancing ikan di belakang rumah, dan memasak kue.
"Kami memang memilih untuk tetap bertahan di rumah dan tidak ke mana-mana selama pandemi ini. Hal itu untuk menjaga Adit agar terhindar dari penularan COVID-19. Karena Adit sangat sensitif di bagian pernapasannya," kata dia.
Dia menceritakan, anak bungsunya itu berbakat di bidang musik. Bahkan bakat Adit dalam bermusik sudah terlihat sejak dini yaitu memainkan alat musik drum.
"Alhamdulillah, semenjak itu Adit juga sering diundang bermain drum ke berbagai daerah seperti Padang, Payakumbuh, Bukit Tinggi, Depok, Malang, dan daerah lainnya. Kemudian Adit juga pernah memenangkan lomba tingkat nasional," ujar dia.
Selain bermain drum, Adit juga suka memasak seperti memasak kue.
"Bahkan melalui hobi Adit itu, kami berhasil mengembangkannya menjadi usaha di bidang makanan ringan yang dimulai sejak beberapa tahun lalu, produknya mulai dari kue kacang, nastar, hingga kripik," kata dia.
Akan tetapi ia mengatakan semenjak pandemi COVID-19 usaha mereka sempat terhenti, karena tidak ada pesanan dan baru bisa dibuka kembali setelah masa normal baru.
"Saya bersyukur karena Allah telah menghadiahkan Adit pada keluarga kami. Dengan segala keterbatasan, ia mampu menunjukkan bahwa Adit ialah anak yang luar biasa. Bahkan ia mampu melakukan sesuatu hal yang tak terduga," kata dia.
Ia juga berpesan pada setiap orang tua yang dikaruniai seorang anak berkebutuhan khusus agar tidak malu dan tetap menerima mereka apa adanya.
"Apapun yang diberikan Allah, itulah yang terbaik. Anak berkebutuhan khusus merupakan hadiah terindah dari Allah pada orang tua terpilih, saya berpesan agar tidak malu dan tetap menerima mereka dengan setulus hati," kata dia.
Bahkan sampai saat ini ia masih menemukan banyak orang tua yang tidak menerima kenyataan bahwa anak mereka berkebutuhan khusus dan diabaikan begitu saja. (*)
Baca juga: Yogyakarta ingin tambah sekitar 20 sekolah inklusi hingga 2022
Baca juga: Aksi seni peran anak berkebutuhan khusus nan memukau
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: