Presiden Jokowi senang, konsumsi masyarakat dan ekspor mulai meningkat
23 Juli 2020 10:49 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta. ANTARA/Humas Kemensetneg/pri. (ANTARA/Humas Kemensetneg)
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan beberapa parameter makroekonomi, seperti konsumsi dan ekspor sudah mulai meningkat, sehingga diharapkan dapat mengungkit momentum pemulihan ekonomi pada kuartal III yaitu Juli, Agustus, dan September 2020.
Presiden Jokowi mengatakan perbaikan laju konsumsi ditopang realisasi bantuan sosial seperti, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa, bantuan sosial sembako, dan jaring pengaman sosial lainnya.
“Saya senang sudah ada angka-angka yang baik, konsumsi sudah mulai terungkit naik, artinya mungkin peredaran uang di bawah karena ada BLT desa, bansos tunai, bansos sembako, itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat,” ujar Presiden Jokowi dalam Acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Soal ekonomi, Presiden Jokowi: Posisinya tidak semakin mudah
Presiden mengatakan kinerja ekspor juga mulai membaik saat ini dibandingkan realisasi pada Juni 2020 dan Mei 2020. Dia meminta momentum perbaikan ekonomi ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para lembaga pembiayaan dan juga pelaku usaha, termasuk juga oleh koperasi.
"Saya lihat aktivitas ekspor trennya naik dibanding Mei dan Juni, ini juga baik," ucap Presiden Jokowi.
“Saya ingin indikator yang saya sampaikan diikuti gerakan koperasi secepat-cepatnya, memberikan dorongan pinjaman kepada para pelaku usaha, utamanya kepada pelaku UMKM,” ujar Presiden Jokowi menambahkan.
Baca juga: Peneliti : Pemerintah perlu fokus perbaiki tingkat konsumsi masyarakat
Kepala Negara mengingatkan momentum pemulihan ekonomi akan terjadi pada Juli, Agustus, September 2020 atau kuartal III 2020. Maka itu, jajaran kementerian/lembaga, dan juga seluruh pemangku kepentingan harus memanfaatkan semaksimal mungkin momentum pemulihan ini agar perekonomian tidak terus menurun di tengah pandemi COVID-19.
Pada kuartal II 2020 atau periode April, Mei, Juni 2020, Presiden Jokowi memperkirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi ke level negatif ke minus 4,3 persen. Namun pada kuartal III 2020, Presiden Jokowi meyakini Indonesia akan memasuki masa pemulihan.
“Kita hanya punya waktu untuk mengungkit ini di Juli, Agustus, September. Kalau kita bisa mengungkit ini Insya Allah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan lebih mudah,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Kontribusi ekspor manufaktur lampaui 79 persen pada semester I
Presiden Jokowi mengatakan perbaikan laju konsumsi ditopang realisasi bantuan sosial seperti, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa, bantuan sosial sembako, dan jaring pengaman sosial lainnya.
“Saya senang sudah ada angka-angka yang baik, konsumsi sudah mulai terungkit naik, artinya mungkin peredaran uang di bawah karena ada BLT desa, bansos tunai, bansos sembako, itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat,” ujar Presiden Jokowi dalam Acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Soal ekonomi, Presiden Jokowi: Posisinya tidak semakin mudah
Presiden mengatakan kinerja ekspor juga mulai membaik saat ini dibandingkan realisasi pada Juni 2020 dan Mei 2020. Dia meminta momentum perbaikan ekonomi ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para lembaga pembiayaan dan juga pelaku usaha, termasuk juga oleh koperasi.
"Saya lihat aktivitas ekspor trennya naik dibanding Mei dan Juni, ini juga baik," ucap Presiden Jokowi.
“Saya ingin indikator yang saya sampaikan diikuti gerakan koperasi secepat-cepatnya, memberikan dorongan pinjaman kepada para pelaku usaha, utamanya kepada pelaku UMKM,” ujar Presiden Jokowi menambahkan.
Baca juga: Peneliti : Pemerintah perlu fokus perbaiki tingkat konsumsi masyarakat
Kepala Negara mengingatkan momentum pemulihan ekonomi akan terjadi pada Juli, Agustus, September 2020 atau kuartal III 2020. Maka itu, jajaran kementerian/lembaga, dan juga seluruh pemangku kepentingan harus memanfaatkan semaksimal mungkin momentum pemulihan ini agar perekonomian tidak terus menurun di tengah pandemi COVID-19.
Pada kuartal II 2020 atau periode April, Mei, Juni 2020, Presiden Jokowi memperkirakan ekonomi Indonesia akan terkontraksi ke level negatif ke minus 4,3 persen. Namun pada kuartal III 2020, Presiden Jokowi meyakini Indonesia akan memasuki masa pemulihan.
“Kita hanya punya waktu untuk mengungkit ini di Juli, Agustus, September. Kalau kita bisa mengungkit ini Insya Allah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan lebih mudah,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Kontribusi ekspor manufaktur lampaui 79 persen pada semester I
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: